Sepuluh hari yang lalu,
kebahagiaan saya dan suami membuncah, bukan soal memiliki kendaraan baru atau
menang lotre. Tapi tentang mimpi yang bertahun-tahun ada di benak kami akhirnya
terwujud. Sebuah ruang perpustakaan sekaligus ruang kerja di rumah akhirnya
bisa kami hadirkan.
Belasan tahun ke belakang, saat
masih duduk di bangku SMP, saya punya impian memiliki rak buku yang besar dan
tinggi di rumah. Saya membayangkan betapa bahagianya memiliki rak berisi
deretan buku, membaca buku berteman cahaya matahari yang menyusup di jendela
pastinya sangatlah menyenangkan.
Hingga kemudian, saya bertemu
dengan seorang lelaki yang memiliki mimpi serupa, kami akhirnya menikah, dan empat
tahun setelah pernikahan, barulah mimpi kami tersebut terwujud, bertepatan
dengan suami yang sedang Work From Home.
Pekerjaan suami sebagai dosen di sebuah PTN di Semarang membuatnya harus memberikan perkuliahan jarak jauh,
untungnya sekarang ada perpustakaan dan ruang kerja yang membuat produktifitas
kerjanya tetap terjaga.
Perpustakaan dan ruang kerja
ini bagi kami bukan sekadar ruangan biasa, namun ia adalah sweet escape, tempat kami sekeluarga mencari ketenangan lewat buku.
Maka dari itu kami benar-benar merencanakan dengan sungguh-sungguh ruangan ini.
Ruangan
Untuk membuat perpustakaan dan
ruang kerja, kami tidak membangun ruang baru, kami memanfaatkan ruangan yang
sudah ada. Di rumah kami ada tiga ruang kamar tidur yang letaknya sejajar, dari
depan ke belakang. Ukurannya tak besar, hanya 3 x 2,5 meter.
Kami pun memilih ruang kamar
paling depan, alasannya karena ruang kamar paling depan memiliki dua buah
jendela, sehingga cahaya matahari yang masuk lebih banyak. Selain membuat nyaman saat
membaca karena cahaya yang terang, tentunya akan menghemat listrik.
Pemilihan
Cat
Ruangan yang tak begitu luas
membuat kami harus memilih cat dinding yang tepat. Akhirnya kami memilih cat
dengan warna kuning pastel untuk memberikan kesan luas pada ruangan ini.
Rak
Buku dan Meja Kerja
Alih-alih membeli rak buku dan
meja kerja di toko furniture, kami memilih untuk memesan sendiri rak buku dan
meja kerja ke tukang kayu kenalan kami.
Kenapa memesan sendiri?
Lagi-lagi alasannya karena ruangan yang tak begitu luas, jadi kami harus
benar-benar menyesuaikan lebar, panjang, dan bentuk dari rak buku.
Begitu juga dengan meja, kami
harus mengukur meja untuk disesuaikan dengan lebar dinding. Dikarenakan tidak
ada meteran kayu, kami akhirnya pakai meteran kain, hehehe.
Awalnya kami mengira rak buku
dan meja kerja kami harganya minimal 3 juta. Kami rasanya sudah pusing, apalagi
ketika itu sudah jelang puasa. Tapi ternyata harganya terbilang miring, rak
buku dan meja kerja dihargai separuh dari budget awal kami.
Kami juga sebenarnya mau
menggunakan kursi kantor yang bisa berputar 360 derajat, tapi karena sedang
masa pandemi, kami menggunakan dulu kursi yang ada.
Tirai
Setelah melakukan pengukuran untuk memesan rak buku dan meja, selanjutnya kami ingin memasang tirai.
Dikarenakan ingin lebih mendekatkan
suasana kantor di dalam rumah, kami akhirnya memilih tirai tipe kantor yang
kain penutupnya bisa direnggangkan. Karena harganya ternyata dua kali lipat
dari tirai kain biasa, kami memilih untuk memasang satu tirai dulu.
Bean
Bag
Saya tipe orang yang suka
banget rebahan, maka dari itu, di perpustakaan dan ruang kerja kami, saya pun
menginginkan bisa membaca buku dengan gaya rebahan yang nyaman.
Bean Bag, ya itu adalah salah
satu benda yang saya tawarkan kepada suami buat dibeli. Tapi setelah lihat harganya,
kami menelan ludah. Mahal euy. Tapi saya tak patah semangat, saya tetep pengen
punya bean bag.
Hingga suatu hari, pucuk
dicinta ulam pun tiba, saya menang lomba memasak yang diadakan salah satu brand
margarin, dan mendapatkan hadiah dengan besaran yang lebih dari cukup untuk
membeli Bean Bag.
Dan, tadaaaaa, saya akhirnya
bisa mendapatkan bean bag idaman yang bisa menjadi teman untuk membaca buku.
Hijang
Nah, selanjutnya tentang
printilan yang mau ditaruh di perpustakaan dan ruang kerja ini. Printilan ini
tentunya ide saya bukan idenya suami, maklumlah ya, perempuan, lihat printilan
lucu dikit maunya dibeli hehe. Salah satunya adalah Hijang.
Apa sih Hijang? Hijang adalah
rangkaian besi kotak-kotak buat ditempelin di dinding, trus nanti kertas-kertas
penting dijepit menggunakan wooden clip di
rangkaian besi itu.
Awal tahu tentang Hijang ini
saat melihat unggahan konsep ruang kerja kekinian di media sosial. Kok lucu?
Batin saya. Akhirnya saya beli Hijang di marketplace. Agar lebih cantik, saya pun
menambahkan dedaunan artifisial di rangkaian Hijang tersebut.
Air
Cooler
Rumah
saya tidak menggunakan AC, takut listriknya nggak kuat, hehe. Akhirnya kami
menggunakan air cooler yang bisa
dipindah-pindahkan antar ruangan.
Selain
bisa digunakan sebagai kipas angin, air
cooler juga bisa diisi dengan ice
pack dan ada tangki airnya juga. Air dan ice pack inilah yang akan membuat ruangan lebih sejuk. Tapi untuk menggunakan ini, jendela harus
dibuka ya, agar bisa terjadi sirkulasi udara.
Sebenarnya
masih ada beberapa tambahan barang yang ingin kami masukkan, seperti poster
cover buku-buku yang ditulis saya dan suami, beberapa home decor yang berisi
quote tentang buku, juga kursi kantor. Tapi sepertinya kami harus menunggu
sembari menabung dulu.(*)