Gerakan Generasi Muda dan Masa Depan Kota Semarang

Sabtu, Oktober 10, 2015



Sejak masa sebelum kemerdekaan, tak bisa dipungkiri jika kaum muda memegang peranan penting untuk Bangsa Indonesia. Budi Utomo menjadi tonggak awal berserikatnya para pemuda di masanya, yang kemudian dilanjutkan dengan dilaksanakannya Konferensi Pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. 

Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia pun tak lepas dari sikap kaum muda yang mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Gerakan kaum muda ini menjadi bukti bahwa kaum muda memang sudah menjadi sumbu penggerak pembangunan Indonesia.

Seiring perkembangan zaman, tugas generasi muda pun mulai berkembang, bukan lagi untuk merebut kemerdekaan, melainkan dengan mengisi kemerdekaan dengan aktivitas-aktivitas yang positif dan berguna bagi banyak orang, minimal bisa berguna untuk diri sendiri. 

Generasi Tahan Banting

Zaman yang berkembang membuat permasalahan dan tantangan yang harus dihadapi generasi muda pun berkembang, termasuk permasalahan dan tantangan yang ada di Kota Semarang. Meski sekarang banyak sekali kemudahan berupa fasilitas dan teknologi, tetapi bila segala kemudahan dan fasilitas itu tak digunakan sebagaimana mestinya, permasalahan dan tantangan yang ada saat ini tidak akan pernah bisa terselesaikan, bahkan bisa terus beranak pinak. 

Ada banyak permasalahan dan tantangan di Kota Semarang yang harus dihadapi oleh generasi muda saat ini, seperti banjir rob, sampah, minimnya ruang publik, transportasi, penataan kawasan pesisir, kriminalitas dan pergaulan bebas remaja. 

Mengatasi permasalahan di Kota Semarang bukan hanya tugas pemerintah kota saja, namun juga tugas seluruh elemen masyarakat untuk memberikan dukungan, salah satu yang harus memegang peranan dalam pembangunan Kota Semarang adalah generasi muda. Generasi muda Kota Semarang harus bisa berani bersikap dan berani untuk beraksi, generasi muda juga harus bisa menjadi pioneer, bukan lagi follower.   

Kota Semarang tahun 2015 ini terpilih menjadi salah satu dari 100 kota yang masuk dalam program 100 Resilient Cities (100RC) yang didanai oleh Rockefeller Foundation. Program ini memiliki tujuan untuk membantu kota-kota di dunia agar bisa menjadi kota yang tangguh untuk menghadapi segala macam tantangan. 

Kota Semarang telah mulai bergerak untuk menjadi kota yang tangguh, oleh karena itu, Kota Semarang juga membutuhkan generasi muda yang tangguh untuk membantu mewujudkannya. 

Generasi muda yang tangguh adalah generasi muda yang peka dengan segala macam permasalahan di sekitarnya. Generasi yang mampu beraksi tidak hanya semata menjadi saksi, juga generasi yang tahan banting, tidak mencari alasan, namun mereka mampu untuk mencari solusi segala permasalahan. 

Kota Semarang membutuhkan generasi muda yang mampu menggerakkan semangat masyarakat, bukan generasi benalu yang hanya bisa mencaci dan mengeluh, tapi tak pernah melakukan tindakan dengan semangat berpeluh.  

Langkah Generasi Muda

Ada banyak cara generasi muda untuk ikut serta dalam membangun Kota Semarang, tak perlu bingung dan berpikir bagaimana cara melakukan langkah besar di awal, karena setiap langkah generasi muda, meskipun kecil itu sangat berarti dan bermanfaat untuk Kota Semarang. 

Salah satu langkah awal namun bisa menjadi penting adalah berkegiatan dan membangun Kota Semarang lewat Karang Taruna. Setiap Rukun Warga tentunya memiliki Karang Taruna, namun tak semuanya bergerak secara aktif, bahkan tak sedikit yang mati suri. Meski begitu, keberadaan Karang Taruna harus tetap dipertahankan, karena bisa menjadi langkah awal generasi muda untuk berkontribusi pada kota dan bangsanya.  

Karang Taruna bisa menjadi kawah candradimuka para generasi muda untuk belajar berorganisasi, bersosialisasi, serta belajar mengenal lingkungannya. Ketika generasi muda sudah bisa mengenal lingkungan terdekatnya, maka mereka juga bisa dengan baik mengenal kotanya dan tahu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh kotanya. 

Selain Karang Taruna, ada pula gerakan-gerakan generasi muda yang memiliki peranan penting untuk pembangunan Kota Semarang lewat komunitas yang mereka bentuk. Ada beberapa komunitas di Kota Semarang yang telah berkontribusi aktif sehingga  bisa memberikan energy positif bagi Kota Semarang. 

Sebut saja contohnya Komunitas Tangan Kedua yang berdiri pada 13 Oktober 2013. Komunitas sosial yang digawangi oleh generasi muda di Kota Semarang ini bergerak di bidang sosial, banyak aktifitas sosial yang telah mereka lakukan seperti membersihkan jalan, membantu panti asuhan, anak jalanan dan lain sebagainya.
Mereka bergerak secara swadaya tanpa membeda-bedakan siapa yang harus mereka bantu, karena yang jadi pedoman mereka adalah bisa membantu orang lain dan berbuat kebaikan sebanyak mungkin. 

Komunitas-komunitas seperti ini selayaknya menjadi contoh untuk terus dikembangkan di Semarang karena ini menjadi bukti bahwa generasi muda Kota Semarang tak hanya bisa berpangku tangan. Generasi muda Kota Semarang pun bisa memberikan kontribusi positif dan mampu menyebarkan kebaikan kepada masyarakat.

Gerakan generasi muda lewat komunitas seperti ini bisa menjadi harapan bagi masa depan Kota Semarang, karena generasi muda dengan jiwa sosial yang besar akan dapat memberikan harapan yang positif bagi masyarakat sehingga bisa membangun masa depan Kota Semarang yang tangguh dan berkepribadian sosial.(*)
             

Posting Komentar