5 Pesan Penting Untuk Para Orang Tua dari Drama Korea SKY CASTLE

Minggu, Januari 05, 2020

Awalnya saya nggak terlalu minat buat nonton drakor Sky Castle. Alasannya sih receh, cover dramanya isinya ahjussi sama ahjuma semua, hehehe. Trus akhirnya nonton karena bingung mau nonton drama apa, episode pertama agak bosenin menurut saya. Ini ngapain sih om-om sama tante-tante kaya raya ngeributin les bimbel anak-anaknya? (secara diriku gak pernah ikut bimbel dan masih hidup bahagia sampai sekarang), menariknya apa, sih? Gitu sih kegrundelan saya sepanjang episode 1. Mungkin kegrundelan saya ini sama dengan warga Korea yang jadi penonton drama ini di episode 1, makanya cuma dapat 1,7% aja ratingnya. 


Tapi, mulai akhir episode 1, jeng-jeng, konflik mulai memanas, dan wow, nonton episode demi episode, kumulai paham kenapa Sky Castle ini bisa sampe dapat rating 23,8% ngalahin Goblin.
Sky Castle ini bercerita tentang 5 keluarga yang tinggal (dan pernah tinggal) di kawasan elite bernama Sky Castle. 

Konflik mulai memanas di akhir episode 1, saat Park Young Jae, anak salah satu keluarga yang tinggal di Sky Castle, lulus suneung (semacam SNMPTN gitu) dan berhasil masuk ke Fakultas Kedokteran, Seoul National University, ia tiba-tiba pergi dari rumah dan tak berselang lama, ibunya bunuh diri menggunakan senapan. Keluarga mereka terpukul, Park Young Jae datang menangis di makam ibunya kemudian kabur lagi, sedangkan ayahnya mengundurkan diri dari rumah sakit tempat ia bekerja dan pindah dari Sky Castle.

Dari 5 keluarga ini (termasuk keluarga Park Young Jae), 4 diantaranya adalah keluarga dokter, sedangkan 1 lagi adalah keluarga profesor yang menjadi dosen di sebuah universitas. Untuk lebih detailnya, berikut ini penjabaran dari 5 keluarga tersebut:

Keluarga Kang Joon Sang dan Hang Suh Jin


Kang Joon Sang lahir dari keluarga dokter, sedangkan Hang Suh Jin ngakunya dari keluarga bankir (untuk latar belakangnya, saya gak mau spoiler). Mereka punya 2 anak, yaitu Kang Ye Suh yang pintar tapi ambisius, egois, dan gak punya temen. Kemudian adiknya, Kang Ye Bin yang cenderung malas belajar, gak mau terikat aturan, dan ingin bebas. Nenek Ye Suh dan Ye Bin (Ibu dari Kang Joon Sang) sejak dulu ingin agar Kang Ye Suh juga jadi dokter, agar keturunan keluarganya selama 3 generasi jadi dokter semua.

Keluarga Woo Yang Wo dan Jinjin


Woo Yang Wo berprofesi sebagai dokter, temannya Kang Joon Sang di rumah sakit. Keluarga ini paling lucu, punya anak bernama Woo So Han, teman sekelas Kang Yeh Bin. Prestasinya juga gak bagus di sekolah, dan malas belajar.

Keluarga Profesor Cha Min Hyuk dan Noh Seung Hye


Profesor Cha Min Hyuk bekerja sebagai dosen, memiliki 3 anak, anak perempuannya Cha Se ri (kuliah di Harvard, tapi bohong), kemudian 2 anak cowok kembar gak identik, Cha Suh Joon dan Cha Ki Joon. Anak kembar keluarga ini sekelas dengan Yeh Suh tapi mereka gak berteman akrab.

Keluarga Park Soo Chang dan Lee Myung Joo



Park Soo Chang memiliki karir yang bagus sebagai direktur rumah sakit, anaknya Park Young Jae juga lulus ujian dan masuk Fakultas Kedokteran Seoul University. Tapi semuanya berubah ketika Lee Myung Joo bunuh diri, Park Young Jae kabur, dan Park Soo Chang mengundurkan diri dan pindah dari Sky Castle. Semua orang bertanya-tanya, apa yang terjadi.  

Keluarga Hwang Chi Young dan Lee Sue Lim


Keluarga adem ayem dan paling bijak, keluarga mereka pindahan baru menggantikan keluarga Park Young Jae tinggal di Sky Castle. Hwang Chi Young bekerja sebagai dokter di rumah sakit yang sama dengan Kang Joon Sang. Tapi bedanya Hwang Chi Young bukan lulusan universitas ternama, namun kemampuannya lebih baik dari Kang Joon Sang.

Anak mereka, Hwang Woo Joo (anak tiri Sue Lim), adalah peringkat dua di bawah Yeh Suh, keluarga Kang Joon Sang kesal karena Hwang Woo Joo bisa dapat peringkat dua tanpa les bimbel.
FYI, penyebutan SKY dalam SKY CASTLE sendiri, sebenarnya adalah singkatan dari 3 universitas ternama di Korea Selatan yang banyak diincar, yaitu Seoul University, Korea University, dan Yonsei University. Mungkin pemberian nama ini juga semacam sindiran untuk realita pendidikan masyarakat Korea Selatan.

Saya gak bakal cerita sinopsisnya dari awal sampai akhir di tulisan ini. Kalopun ada spoiler, ya dikit-dikitlah. Di sini, posisi saya sebagai orangtua, ingin menuliskan kalo ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari drama korea ini. Jadi, berikut ini saya akan menjabarkan 5 pelajaran penting untuk orang tua dari drama korea Sky Castle. 
1.   
          1. Anak Bukan Objek Untuk Dipamerkan
Keluarga yang tinggal di area Sky Castle ini memiliki kebiasaan untuk diskusi buku bersama, makan atau minum teh bersama. Tapi jangan salah, kebersamaan ini bukan buat bersilaturrahim biar makin banyak rezeki, tapi buat pamer prestasi anak-anaknya. Trus pernah suatu ketika keluarga Kang Joon Sang mau ngadain makan malam mengundang penghuni Sky Castle karena Ye Suh terpilih jadi ketua OSIS.

Gak cuma keluarga Kang Joon Sang saja, Profesor Cha juga sering memamerkan keberhasilan anak sulungnya, Se Ri yang berkuliah di Harvard meski ternyata belakangan ketahuan bohong. 
Sikap para orangtua ini menjadi bom waktu terhadap mental anak-anaknya, menjadikan anak seolah-olah anak benda mati dan tak memiliki perasaan. Hingga anak-anak mereka pun menjadi pemberontak, dan pembohong. Seperti yang dilakukan Se Ri, ia berbohong sedemikian rupa bahwa ia menjadi mahasiswa Harvard karena melihat tuntutan orangtua akan pendidikan yang prestisius, karena Se Ri tahu, ia baru akan diakui keberadaannya jika ia kuliah di universitas terkemuka.

2. Jangan Jadikan Anak Korban Ambisi Orangtua
Nenek Ye Suh memiliki ambisi agar terdapat tiga generasi dokter di keluarganya. Maka dari itu, sejak kecil Ye Suh digembleng untuk belajar, belajar, dan belajar. Begitu juga dengan Profesor Cha yang berambisi menjadi presiden. Namun, karena cita-citanya tak tercapai, ia menuntut Suh Joon dan Ki Joon untuk bisa mencapai puncak karir sebagai presiden seperti yang dicita-citakan Profesor Cha. 

Setiap saat, Profesor Cha mendoktrin anak-anaknya tentang puncak piramida yang harus mereka raih. Bahkan saking ambisiusnya Profesor Cha agar anak-anaknya mempunyai ambisi yang sama untuk mencapai puncak piramida, ia sampai membeli piramida segede gaban. 
Padahal, anak-anak bebas menentukan cita-citanya ingin menjadi apa. Orangtua boleh mengarahkan, tapi tidak memaksakan. Jangan sampai karena dulu orangtua gagal mencapai cita-cita, akhirnya anaknya menjadi korban ambisi orangtuanya. 

3. Jangan Membanding-bandingkan Anak
Ye Bin selalu merasa tersisih karena ia tidak lebih pintar dari kakaknya, Ye Suh. Ye Bin selalu merasa bahwa orangtuanya lebih mencintai kakaknya dibandingkan dirinya. Segala pujian dan cinta pun semua tercurah ke kakaknya yang selalu juara umum. Karena ketidakadilan itu, Ye Bin sampai kabur dari rumah, untungnya ketemu dengan Tante Sue Lim yang baik hati. 

Profesor Cha juga selalu membandingkan Suh Joon dan Ki Joon, mereka diadu siapa yang lebih pintar. Padahal mereka sendiri tidak suka dikompetisikan seperti itu, karena mereka adalah saudara kembar yang saling menyayangi. 
Sikap suka membanding-bandingkan ini memang membuat hati anak terluka, dan mental mereka menjadi down. Maka dari itu, jangan pernah membandingkan antar saudara kandung, juga jangan pernah membandingkan dengan anak tetangga. 

4. Anak Lebih Berharga Daripada Harta
Dalam pandangan Woo So Han, ibunya lebih mencintai koleksi pajangannya dibanding dirinya. Jin marah besar karena Woo So Han memecahkan koleksi pajangannya. Woo So Han akhirnya kabur. 

Jin kehilangan dan mencarinya kemana-mana, dibantu Hwang Chi Young, si tetangga baik hati, akhirnya Woo So Han ditemukan. Jin pun sadar, sejak kejadian itu, ia lebih memperhatikan Woo So Han dan tidak terlalu memaksanya untuk belajar. 

5. Selalu Berkomunikasi dengan Anak
Ye Bin yang merasa stress karena belajar, akhirnya ia meluapkan stresnya dengan mencuri di minimarket, namun saat Sue Lim memergokinya dan melaporkan itu ke pemilik minimarket. Pemilik mengatakan jika Ye Bin sudah bayar. Usut punya usut, hal ini dilakukan oleh ibu Ye Bin, Hang Suh Jin. 

Diam-diam Hang Suh Jin tahu perbuatan Ye Bin, tapi ia membiarkan perbuatan Ye Bin dan membayar semua barang yang diambil Ye Bin. Suh Jin beralasan ini adalah pelampiasan Ye Bin agar tidak stress. 

Hadeuuuh, kan aneh ya, harusnya orangtua memberikan pembelajaran mana baik dan mana buruk pada anak, bukan malah membiarkan. Kalau memang tahu anak stres, harusnya cari solusi untuk mengikis atau meniadakan penyebab stress itu dengan cara bicara dari hati ke hati. Akhirnya si Ye Bn pun malah lebih nyaman bersama Sue Lim, tetangganya, bukan bersama ibunya, karena Sue Lim lebih mau mendengarkan segala keluh kesah Yeh Bin. 

Nah, itulah beberapa pelajaran penting yang bisa didapatkan orang tua dari drama korea Sky Castle. Sebenarnya masih banyak sih pembelajaran yang bisa diambil buat para orangtua, tapi takutnya nanti malah kebanyakan spoiler. Silakan nonton sendiri, ya. Dijamin gak nyesel deh. Saya kasih nilai drama ini 9/10.(*)

24 komentar

  1. jadi ini kisah 5 keluarga, wah komplit dibawa dalam 1 drama. bakal banyak gambaran kehidupan dari sini. apalagi ada keluarga dokter yg kesannya ingin anaknya jg jd dokter dan ini banyak di realita

    BalasHapus
  2. Bener nich isunya..sebagai orangtua baru saya diingatkan... jangan membandingkan anak, bangun komunikasi, anak lebih berharga dari harta yg dimiliki,anak bukan objek utk dipamerkan dan jangan jadikan anak korban ambisi kita sebagai orang tua

    BalasHapus
  3. Sepertinya ceritanya keren. Bisa ngalahin rating Goblin ya wahh. Apalagi tentang keluarga, biasanya bikin baper film ginian.

    BalasHapus
  4. Benar sekali kak, semua yg kakak tulis itu memang nyata dan ada di sekitar kita. Saya sendiri yg masih sebagai anak sering melihat atau bahkan merasakan sendiri hal" yg kakak tulis, apalagi saat dibandingkan dengan anak tetangga wahh pengen menjeritt sekeras-kerasnya

    BalasHapus
  5. Aku engga nonton drakor. Tapi 5 pelajaran penting bagi ortu itu ngena banget. Itu sih kayaknya pelajaran jadi ortu dari zaman ke zaman, engga ada matinya. Dari dulu kan gitu...Walaupun pas udah jadi ortu, pengen lebih baik dari ortu sendiri, engga banding-bandingin anak. Eh...teman yang banding-bandingin anaknya dng anak kita. Kaaan jadi panas juga...Haha...

    BalasHapus
  6. Wah. Sayang saya bukan penggemar drakor. Tak kasih aja ah ke istri. Kli aja dia suka

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi pesannya bagus. Biar tak denger resumenya dr istri. Hihihi

      Hapus
  7. Wah, mbak nonton drakor skalian mengambil pesan moralnya ya. Sky castle drakor keren tentang parenting education dong ya

    BalasHapus
  8. Tapi emang potret sosial korea anak2 selalu harus ikut ambisi orang tua ya mbak. Kata temenku yang orang Korea juga gitu. Kadang pressure datang bukan dari sekolah, tapi dari orang tua. Kasiaaaan..

    BalasHapus
  9. Drama Korea Sky Castle ini agaknya lebih banyak ditonton ibu-ibu muda kali ya Mbak, ceritanya itu dunia dewasa, tak seperti cerita drakor pada umumnya yang banyak oppa-oppa nya. Dan produsen drakor ini kayaknya memanh mentarget keluarga sebagai segmen penontonnya

    BalasHapus
  10. Ternyata untuk menjadikan orang tua harus mengetahui dan bahkan anak itu kita jadikan sebagai teman agar saling memahami satu sama lain.. semoga tidak ada ortu lagi yg ingin membuat anaknya menjadi tekanan batin atau tersiksa batinnya

    BalasHapus
  11. Menarik. Selain goblin aku gak ada drakor yg kuikuti sampai abis. Kayaknya ku mesti nonton ini deh.

    BalasHapus
  12. Moralitas drakor Sky castle banyak juga ternyata. Saya kira cuma adegan drama yang menguras emosi aja. Soalnya di timeline facebook suka ngomongin drama ini juga. Duh, dasar mindset saya ini emang perlu diubah soal per-drakor-an.

    BalasHapus
  13. Wah keren juga ya filmnya, selain untuk menghibur juga ada pesan penting yang disampaikan untuk para orang tua.

    BalasHapus
  14. Sebenarnya kalau ga tahu spoilernya dan jalan cerita, saya malah ga akan nonton karena semua film pasti ada pesan baiknya. Itu sudah pasti ada. Mungkin karena saya selalu jadi tim spoiler, meski saya juga membatasi agar jangan sampai full semua. Hanya sampai menjelang klimaks saja.

    BalasHapus
  15. Wahhh lumayan keren nih konflik 5 keluarga sepertinya saya kudu nonton nih hihi

    BalasHapus
  16. Huuaaa...akhirnya menemukan postingan tentang SkyCastle. Hahaha sebagai penggemar berat drama ini, berasa nonton kembali saat membacanya...

    BalasHapus
  17. Film bagus nih kayanya. Saya blm pernah menonton, padahal beberapa waktu lalu teman ada sih rekomendasiin film ini. Jadi pengen nonton deh

    BalasHapus
  18. Kisah 5 keluarga dengan 5 pelajaran yang bisa di petik dari kisahnya. Dan kasus kayak gini masih banyak lho di masyarakat, dimana orang tua ingin anaknya begini begitu, karena menuruti ambisi pribadinya, akhirnya anaknya yang jadi korban

    BalasHapus
  19. Aku penggemar drakor, tetapi sudah mulai mengurangi nonton dengan cara tidak sekali-kali iseng liat trailernya. Kebetulan Sky Castle ini adalah yang aku skiip.

    Mungkin nanti, ketika aku punya waktu luang, akan nonton ini... karena banyak teman yang cerita kalau drakor ini keren abis.

    BalasHapus
  20. Sepertinya menarik ya nonton drama Korea. Belum pernah sih karena memang tidak terlalu tertarik. Tapi katanya umumnya skenarionya bagus dan kalau saya liat sih lebih santai

    BalasHapus
  21. Kalo luar negri, film disisipi misi-misi sosial ya. Wah kalo di Indonesia begitu kayaknya bagus

    BalasHapus
  22. aku sempat untuk nonton film ini hingga 8 episode, lalu bored di pertengahan dan karena malas untuk download jadi ga dilanjutkan sampai skrg, padahal emang banyak banget pesan moralnya fil sky castle ini

    BalasHapus
  23. aku nonton ini, dan ini salah satu drama terbaik menurutku..,

    bkan drama romantis justru menarik


    diperliahtkan gimana org tua yang terlalu mengekang dan menuntut anak terlalu tinggi justru akan jadi bom bunuh diri

    BalasHapus