Menepis Bimbang tentang Dunia Tambang

Jumat, April 29, 2016


Judul Buku      : Buka-Bukaan Dunia Tambang
Penulis             : Peserta ‘Sustainable Mining Bootcamp’
Penerbit           : Pastel Books
Halaman          : 190 halaman
Tahun              : Cetakan I, Februari 2016
ISBN               : 978-602-0851-31-0

Berbicara tentang dunia tambang, seringkali yang terbersit dalam pikiran masyarakat adalah tentang suatu kegiatan mengeksploitasi alam besar-besaran, mengambil emas, batu bara, tembaga, nikel, dan beragam hasil alam lain tanpa mengindahkan keberlangsungan kehidupan di sekitarnya. 

Dunia tambang memang kerap diidentikkan dengan perusakan alam dan ketidakpedulian lingkungan, hal ini terjadi juga karena banyaknya perusahaan tambang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, perusahaan tambang juga seringkali diasumsikan sebagai perusahaan eksklusif yang mana hanya para pekerja tambang saja yang berhak untuk masuk ke area tersebut.

Namun, semua deskripsi, asumsi, dan penceritaan tentang dunia tambang yang negatif tersebut akan terpatahkan oleh kisah-kisah dalam buku Buka-Bukaan Dunia Tambang yang ditulis oleh para peserta Sustainable Mining Bootcamp atau disebut juga Newmont Bootcamp.

Sustainable Mining Bootcamp sendiri adalah suatu program yang diadakan oleh perusahaan tambang Newmont, baik itu PT. Newmont Minahasa Raya (NMR), maupun PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT).
Program ini sendiri merupakan suatu program rutin yang diadakan oleh PT Newmont setiap tahunnya, dan pada tahun 2015, sudah masuk ke Newmont Bootcamp angkatan 4.

Mengenal Dunia Tambang Lebih Dekat
Buku yang terdiri dari 31 tulisan terpilih peserta Bootcamp angkatan 1 hingga angkatan 4 ini bisa dikatakan sebagai jendela baru bagi masyarakat luas untuk lebih memahami dan mengenal lebih dekat dengan dunia tambang.

Beragam sudut pandang penulis yang berpadu dalam buku terbitan Pastel Books ini serupa dinding-dinding transparan sebuah rumah, sehingga masyarakat bisa melihat dunia tambang dari beragam sisi tanpa asumsi.
Selama beberapa hari para penulis yang juga peserta bootcamp diajak untuk mengenal lebih dalam perihal dunia tambang, bukan hanya tentang industri tambang dengan beragam alat-alat berat nan canggih, akan tetapi juga tentang kondisi wilayah lingkar tambang untuk mengetahui dampak-dampak sosial masyarakat di sekitar perusahaan. 

Kisah-kisah nyata yang dipandang dari ‘kacamata’ akademis dan humanis pun bergulir tanpa ada yang ditutup-tutupi dan disembunyikan. Ada banyak sisi lain dari dunia tambang yang diceritakan dalam buku ini, khususnya tentang daerah lingkar tambang yang semakin lama semakin berkembang karena adanya dukungan perusahaan tambang. 

PT. Newmont Nusa Tenggara sendiri berlokasi di Batu Hijau, sebelah barat daya Pulau Sumbawa. Batu Hijau adalah tambang terbuka, yang mana semua mineral berharga yang mengandung unsur tembaga, emas, serta perak ditambang dari permukaan tanah dengan menggunakan beragam alat tambang.

Seperti halnya perusahaan lain, PT Newmont Nusa Tenggara dan PT. Newmont Minahasa Raya memiliki dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang digunakan untuk kepentingan masyarakat sekitar wilayah tambang. 

Tujuan utama PT NNT membuat program pengembangan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar melalui pembangunan ekonomi berkelanjutan. Selain itu, pengembangan Sumber Daya Manusia dan mereduksi dampak sosial yang bersifat negatif terhadap keberadaan tambang (halaman 28).

PT NNT menitikberatkan lima nilai utama dalam pengembangan masyarakat, yaitu dalam bidang Kesehatan Masyarakat dengan Pembangunan Puskesmas, Pengembangan Pendidikan dengan pemberian beasiswa, Pengembangan Ekonomi dengan program pertanian usaha lokal, Pengembangan Usaha Lokal, serta Pembangunan Infrastruktur (halaman 30). 

Jika masyarakat sekitar mulai berkembang sosial kemasyarakatannya, lalu bagaimana dengan kondisi alam di sekitar tambang? Masihkah ada perusahaan tambang di Indonesia yang peduli tentang reklamasi area bekas tambang? 

Lewat buku setebal 190 halaman ini, PT Newmont menjawab hal tersebut, bahwa perusahaan ini merupakan satu dari segelintir perusahaan yang mampu bertanggung jawab terhadap lingkungan yang telah dieksplore. 

Foto reklamasi bekas area tambang menjadi hutan rindang (Dok.Pribadi)
Hal ini bisa dilihat dari foto-foto reklamasi area bekas tambang PT Newmont Minahasa Raya yang termaktub dalam buku ini, yang mana pada tahun 2002 area bekas tambang masih berupa lahan gersang, namun setelah direkalamasi, pada tahun 2014, lahan area bekas tambang bisa kembali menghijau dengan kerindangan pepohonan yang menyejukkan mata. 

Pesan Kehidupan dan Kemanusiaan dari Area Tambang
Perusahaan di area tambang dan sekitarnya kerap dipandang sebagai sebuah perusahaan dengan kehidupan yang keras, sibuk, serta gersang karena setiap saat harus berkutat dengan debu dan batu.

Kehidupan di dunia tambang memang keras, namun bukan berarti tak ada pesan kehidupan dan kemanusiaan yang dapat disampaikan, beberapa di antaranya lewat tulisan-tulisan para peserta bootcamp yang berbicara tentang rasa toleransi serta semangat mengabdi dan membangun negeri.

Lewat kacamata humanis, seorang Dzulfikar Al A’la membuka pikiran pembaca melalui tulisannya berjudul ‘Para Pencari Tuhan di Area Tambang’ yang mana pembaca diajak untuk melihat sisi lain dari perusahaan tambang, yang mana toleransi begitu berperan penting dalam kehidupan sehari-hari para pekerjanya.

Wajah-wajah teduh dengan jenggot memanjang dan celana cingkrang bukan lagi hal yang aneh di area tambang. Dahi yang menghitam dan sudut mata yang keriput terlihat dari wajah-wajah teduh para pekerja tambang. Mereka bekerja tanpa membawa bendera ormas ataupun aliran madzhab. Suara adzan juga tidak disetting ke arah penginapan atau asrama pekerja agar tidak mengganggu para pekerja non-Muslim yang istirahat saat subuh atau malam hari (halaman 56-57).

Semangat untuk mengabdi dan membangun negeri pun disebarkan PT. Newmont lewat program-program pemberdayaan masyarakat agar mereka bisa lebih berkembang dengan atau tanpa PT Newmont karena tambang adalah sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui sehingga masyarakat harus bisa mempersiapkan diri sejak dini untuk mandiri. Beberapa di antaranya lewat pelatihan keterampilan, pendirian bank sampah, pendirian lumbung padi, dan ragam program CSR lainnya. 

Program CSR PT Newmont

Sustainable Mining Bootcamp ini bukanlah usaha untuk menutupi keburukan dan menampakkan kebaikan perusahaan tambang, karena program ini justru menjadi titik instrospeksi perusahaan lewat tulisan-tulisan humanis kritis yang disampaikan oleh peserta bootcamp. Seperti yang disampaikan Juwairiyah dalam tulisannya, “Sudah beberapa kali mengunjungi perusahaan lain, saya berani mengatakan bahwa program SMB ini berbeda. Saya benar-benar bisa melihat apa yang ingin saya lihat dan saya bebas bertanya apa pun yang bebas saya tanyakan tanpa ada yang ditutup-tutupi.” (halaman 117).

Tak hanya pesan tentang kemanusiaan dan pengabdian pada negeri, tapi dalam buku ini juga sarat akan pesan bahwa dalam kehidupan ada keterikatan hubungan yang erat antara manusia dan alam, maka selama alam dijaga maka tak perlu ada bimbang ketika membincangkan dunia tambang.(*) - Richa Miskiyya

Posting Komentar