SUCA 2016 : Tentang Tawa, Tangis Bahagia, dan Kekuatan Emansipasi Wanita

Sabtu, Oktober 15, 2016



Setelah sukses dengan Stand Up Comedy Academy 1 di tahun 2015, Indosiar akhirnya kembali menayangkan ajang pemilihan para komika berbakat di SUCA 2 yang mulai tayang pada 25 Juli 2016 lalu.
Memang tak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan SUCA 1 yang dimenangkan oleh Cemen, Epi Sekuriti, dan Muzdalifah  menjadi alasan utama mengapa Indosiar kembali mengadakan ajang komedi bertajuk Stand Up Comedy Academy 2 yang berakhir pada malam grandfinal 9 September 2016. 

Seperti halnya acara Stand Up Comedy Academy 1, acara Stand Comedy Academy 2 Tahun 2016 ini juga meninggalkan catatan-catatan yang berkesan, bukan hanya tentang komika yang bertanding, akan tetapi juga tentang acara SUCA 2 secara keseluruhan. Dan berikut ini adalah catatan serta kenangan istimewa yang tak boleh dilupakan dari gelaran SUCA 2 Indosiar:

1. Kawah Candradimuka Para Komika

Para Kesatria Komika di SUCA 2

Keberanian Indosiar untuk menayangkan Stand Up Comedy Academy dengan konsep stripping setiap hari pada jam prime time memang patut diacungi jempol. Hal ini tentunya butuh usaha dan kerja keras dari para crew dan pengisi acara untuk menyajikan acara yang berkualitas setiap harinya.

Pengisi acara di sini bukan hanya host, juri, serta mentor saja, akan tetapi termasuk juga para komika sebagai peserta. Para komika memang tidak harus menata panggung atau memandu acara, akan tetapi komika memiliki tugas penting sebagai tokoh utama acara, yaitu mereka setiap hari harus menulis materi berkualitas dan menghadirkannya ke hadapan juri, penonton di studio, serta pemirsa di rumah.

Tentunya butuh kecerdasan tingkat tinggi agar para komika ini bisa menghasilkan punch line-punch line yang bisa mengundang tawa, dan tentunya hal itu tidak mudah, apalagi mereka harus tampil hampir setiap hari ketika peserta sudah mulai mengerucut ke jumlah peserta yang lebih kecil. 

Konsep stripping ini bisa menjadi kawah candradimuka para komika yang mana akan menempa mereka untuk menjadi komika handal. Sehingga hanya komika berkualitas dan mumpuni lah yang mampu bertahan dalam kompetisi ini. 

Apalagi karir para komika ini tentunya tak akan berhenti begitu saja setelah SUCA selesai, sehingga acara Stand Up Comedy Academy ini bisa menjadi tempat atau wahana yang membantu para peserta untuk menjadi komika yang tak hanya lucu, namun juga memiliki mental yang kuat menghadapi dunia stand up comedy yang kompetitif. 

2. Host yang Gaul dan Semprul
Berbeda dengan SUCA 1 yang dipandu oleh host utama Andhika Pratama, Gilang Dirga, dan Gading Marteen yang masih awam tentang dunia komika. Pada SUCA 2 kali ini, ada sedikit perubahan dengan kehadiran Uus yang menjadi host utama bersama Andhika dan Gading, sedangkan Gilang dan Rina Nose menjadi co-host.

Kehadiran Uus ini memang menjadi magnet tambahan dalam acara ini, apalagi chemistry Uus sudah terjalin erat dengan Andhika dan Gading dalam Trio Semprul. Ditambah lagi, di sini Uus bukan hanya sebagai host yang sekaligus seorang komika, sehingga ketika memandu acara seringkali melontarkan punch line khasnya yang tentunya mengundang tawa. 

Karena ini merupakan gelaran SUCA yang kedua kalinya, tentunya para host lainnya seperti Gading, Andhika, serta Gilang sudah cukup memahami tentang dunia komika, sedangkan untuk Rina Nose sendiri, ia pun sudah sering melakukan open mic sehingga dunia stand up bukan lagi hal baru baginya. 

Para host gaul yang sudah memahami dunia komika ini tentunya menjadi salah satu nilai plus, karena dalam memandu acara, mereka tak hanya sekadar melempar guyonan semata, namun mereka juga sudah mampu melemparkan punch line ala komika yang membuat acara semakin meriah dengan tawa lewat aksi kesemprulan mereka. 

3. Bukan Sekadar Mentor
Dari formasi mentor tak ada perubahan dari SUCA 1, karena dalam SUCA 2 ini para komika masih dimentori oleh Isman HS, Daned Gustama, Gilang Bhaskara, Mosidik, Arief Didu. 

Para mentor ini tentunya telah bekerja keras untuk memberikan yang terbaik untuk anak didiknya, dan yang paling saya soroti di sini adalah kedekatan antara mentor dengan anak didiknya, bukan hanya sekadar mentor, tapi lebih kepada sahabat dan keluarga. 

Salah satunya adalah ketika Arif Didu terharu dan meneteskan air mata bahagia ketika melihat kemampuan Aci di salah satu penampilannya. Arif Didu mengatakan bahwa ia merasa terharu dan bangga terhadap Aci yang mengalami peningkatan yang pesat. Sikap Arif Didu ini menunjukkan bahwa menjadi mentor bukan hanya sekadar memberikan pengarahan dan masukan dalam hal materi dan penampilan saja, tapi juga harus bisa menjadi motivator, sahabat, serta keluarga yang mampu memahami hati dan perasaan anak didiknya. 

4. Hadiah dari Juri yang Memotivasi

Para Juri dan Mentor SUCA 2

Pada SUCA 2 kali ini bisa dikatakan memiliki deretan juri yang unik dan menarik. Selain Raditya Dika, Ernest, Ge Pamungkas, Pandji, Eko, Abdel, dan Babe Cabita yang sudah menjadi juri di SUCA 1. Dalam gelaran SUCA 2 ini ada tambahan Jarwo Kwat yang tentunya memiliki latar belakang komedi yang tak perlu diragukan lagi kualitasnya. 

Selain juri lelaki, kali ini dalam SUCA 2 juga mendatangkan para artis wanita dibangku juri, sebut saja Luna Maya, Melanie Ricardo, dan Hannah Al Rasyid. Keberadaan para juri wanita ini tentunya menjadi warna baru dalam acara SUCA 2, karena hal ini menjadi daya tarik penonton wanita bahwa acara ini layak ditonton untuk semua kalangan.

Para juri juga tak hanya memberi komentar dan penilaian saja, akan tetapi mereka juga memberikan hadiah untuk para peserta dari kantong pribadi. Seperti Pak Jarwo yang memberikan kasur untuk Aci, serta Raditya Dika yang menjanjikan Aci akan membelikan sepeda motor jika berhasil masuk ke 3 besar. 

Hadiah-hadiah ini diberikan bukan berarti juri pilih kasih antar peserta, namun ini semacam cara lain untuk memberikan motivasi. Misal contohnya Raditya Dika memberikan iming-iming berupa hadiah motor pada Aci karena ia sendiri sebenarnya tak yakin bahwa Aci bisa masuk ke 3 besar. Namun, pada kenyataannya, Aci berhasil masuk ke 3 besar bersama Arafah dan Wawan, sehingga Raditya Dika pun harus memberikan hadiah sepeda motor pada Aci seperti yang telah dijanjikannya. 

5. Bukan Keberuntungan, Tapi Kerja Keras

Grand Finalis SUCA 2

Ada beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari acara Stand Up Comedy Academy 2 Indosiar, salah satunya adalah bagaimana suatu keberhasilan didapatkan dari kerja keras, bukan karena sebuah keberuntungan belaka. 

Seperti yang diketahui, 42 peserta yang masuk dalam SUCA 2 ini banyak komika  yang sudah memiliki jam terbang tinggi serta sudah sering open mic. Namun tak sedikit pula komika baru yang belum banyak memiliki jam terbang di panggung stand up comedy, contohnya adalah Aci yang baru terjun ke dunia Stand Up tahun 2015, serta Arafah yang baru beberapa bulan jatuh cinta dengan Stand Up Comedy. 

Namun, keadaan ini tak membuat Arafah dan Aci minder, namun justru semakin memacu mereka untuk lebih bekerja keras, dan seperti dilihat hasilnya, dua komika ini mampu masuk ke grand final bersama dengan Wawan, menyisihkan peserta lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa ada usaha dan kerja keras yang membuat mereka bisa sampai ke titik ini.  

6. Sisi Manusiawi dalam Stand Up Comedy
Meski SUCA adalah acara komedi, akan tetapi acara ini juga memperlihatkan sisi manusiawi para peserta. Salah satunya adalah sisi percintaan dalam kehidupan komika, yaitu ketika Anyun mendapat kejutan kehadiran gebetannya yang memberikan jawaban atas pernyataan cinta Anyun. Hal ini menunjukkan bahwa komika juga manusia, yang tak hanya punya tawa dan canda, namun juga memiliki rasa dan cinta. 

7. Kuda Hitam dan Emansipasi dalam Tawa

Aci Resti, Juara 1 Stand Up Comedy Academy 2

Jika Arafah adalah salah satu komika yang menonjol dalam SUCA 2, yang mana namanya sering bertengger di trending topic twitter, maka lain halnya dengan Aci Resti yang tak terlalu diperhitungkan, bukan hanya ketika sudah masuk di 42 besar, namun juga sejak audisi. 

Berbeda dengan Arafah yang pada saat audisi mendapatkan kartu ‘Bebas Hambatan’ sehingga dapat langsung melaju panggung 42 besar. Sedangkan Aci hanya mendapat kartu ‘Kesempatan’ yang artinya ia harus deg-degan dan menunggu telepon dari pihak Indosiar, apakah ia akan masuk ke 42 besar ataukah tidak.  

Bisa dikatakan keberadaan Aci Resti memang layaknya kuda hitam, awalnya Aci dianggap sebagai peserta yang tak diperhitungkan, namun perlahan tapi pasti, Aci berhasil membuktikan bahwa ia memiliki kemampuan yang tak bisa dianggap remeh. Dan yang tak kalah mengejutkan, Aci berhasil membuat semua juri melakukan standing offation dalam beberapa penampilannya, dan ini merupakan rekor dalam gelaran SUCI 1 dan SUCI 2. Dan yang lebih membanggakan lagi, Aci akhirnya berhasil menyabet juara 1 SUCA 2 dan mendapatkan hadiah sebesar 100 juta rupiah. 

Dalam gelaran SUCA 2 ini, bisa dikatakan peserta wanita memang memiliki kemampuan yang mumpuni, dari 3 peserta perempuan, yaitu Aci, Arafah, dan Kokom, dua diantaranya berhasil masuk ke grand final dan berhasil meraih juara 1 dan juara 2. 

Hal ini tentunya membuktikan bahwa dalam SUCA 2 ini emansipasi wanita menjadi salah satu hal yang penting. Jika sebelumnya sosok perempuan sering dijadikan objek materi, maka dengan keberadaan Aci dan Arafah menjadi bukti bahwa wanita itu tak cukup hanya cantik, namun juga harus memiliki kemampuan dan kecerdasan yang layak dibanggakan. 

Seperti yang dikatakan oleh Ernest Prakasa di malam grand final, selama ini komika perempuan di Indonesia sangatlah minim, namun dengan keberadaan Aci Resti, ia bisa menjadi role model serta inspirasi bagi para wanita yang ingin menjadi komika.  

8. Prestasi Tiada Henti untuk Stand Up Comedy Academy

Di balik acara yang keren, terdapat crew yang keren banget

Stand Up Comedy Academy Indosiar memang tak hentinya mencetak prestasi dengan rating/share tinggi di setiap penayangannya, namun acara ini juga berhasil menyabet penghargaan yang prestisius di dunia pertelevisian. 

Pada tahun 2016 ini sendiri, Stand Up Comedy Academy Indosiar berhasil masuk menjadi nominasi di Indonesian Choice Award (TV Program Of The Year) dan Panasonic Gobel Award (Pencarian Bakat dan Reality Show Terbaik). Serta menjadi pemenang di Indonesian Television Award (Program Prime Non Drama Favorit). 

Dari prestasi ini tentunya menunjukkan kualitas Stand Up Comedy Academy Indosiar serta memperlihatkan bahwa SUCA adalah acara favorit yang selalu dnantikan oleh pemirsanya. 

Apabila penasaran dengan penampilan para peserta di malam grand final, bisa menonton kembali di video berikut ini:



Demikian ulasan saya mengenai Stand Up Comedy Academy Indosiar, selamat untuk Aci, Arafah, dan Wawan. Dan terima kasih untuk Indosiar telah menyajikan acara komedi yang tak hanya menghibur, namun juga berkualitas. (*)

Posting Komentar