Selimut Polusi dan Rasi Bintang yang Menghilang

Minggu, Oktober 16, 2022

Sejak kecil saya sangat suka melihat gugusan bintang yang bertebaran di langit, biasanya saya akan mencocokkan namanya dengan tampilan gambar yang ada di buku Ilmu Pengetahuan Alam. Hingga kemudian saya tahu bagaimana rupa rasi bintang orion, scorpio, juga biduk. 

Belasan tahun telah berlalu, kini saya sudah menjadi seorang ibu dengan dua anak perempuan yang sangat suka bermain di halaman, bahkan tak jarang kami menggelar tikar untuk menikmati suasana malam. 

Namun sayangnya, kini saya tak bisa melihat bintang-bintang yang pernah saya lihat saat masa kecil dulu. Padahal seharusnya kini saya bisa melihatnya dengan anak-anak dan suami sambil berbaring di halaman, yang bisa kami nikmati kini hanya bundar cahaya bulan yang masih tampak perkasa di atas sana. 

Awalnya, saya berpikir kalau langit di sekitar rumah saya sedang tertutup awan, namun setelah saya perhatikan lagi, ternyata saat tak ada awan di langit pun, kami masih tidak bisa melihat kerlip bintang di langit, paling hanya satu atau dua bintang saja yang terlihat.

Ini sangat berbanding terbalik dengan masa kecil saya dulu di mana masih terlihat ratusan bintang bertebaran di langit setiap harinya. Bahkan dulu, saat saya sedang bosan, saya sering menghabiskan waktu untuk menghitung bintang di langit yang akhirnya membuat saya bingung saking banyaknya, hahaha. 

Ketika Rasi Tertutup Polusi

Berbeda dengan tempat saya tinggal sekarang, ternyata tampilan langitnya berbeda dengan kampung suami yang berada di pesisir selatan Madura. Saat kami pulang kampung ke sana, saya terkejut karena saya masih bisa melihat bintang sebanyak yang saya lihat saat kecil dulu. 

Polusi (Sumber: Foto RaBe-pixabay)

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata semua ini adalah akibat adanya polusi. Polusi yang terjadi di tempat saya tinggal memang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kampung suami. Di tempat saya tinggal dilewati jalan provinsi sehingga banyak kendaraan yang berlalu lalang, apalagi sejak adanya pelebaran jalan, kendaraan serasa tumpah ruah dan terus mengular tiada habisnya. Bahkan tak jarang saya butuh waktu 10-15 menit hanya untuk menyeberang jalan. 

Hal ini tentunya berbeda dengan kampung suami yang masih terbilang sepi dengan lalu lalang kendaraan, apalagi jalan di dekat rumahnya pun hanya jalan antar kecamatan. 

Polusi dan Perubahan Iklim

Dulu saya menganggap bahwa ciri-ciri selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim ternyata bukan hanya berupa peningkatan hawa panas saja, ternyata pijar bintang yang tak terlihat pun juga karena tingginya polusi yang terjadi. 

Polusi sendiri ada beragam jenisnya, dan ini semua berakibat pada perubahan iklim yang terjadi sekarang ini:

- Polusi Udara

Polusi udara terjadi karena terjadinya pelepasan gas beracun, molekul biologis, bahan kimia, serta bahan berbahaya lain ke atmosfer bumi. 

- Polusi Air

Polusi air terjadi ketika partikel dan polutan beracun masuk ke sungai, danau dan laut. Penyebabnya seperti pembuangan limbah rumah tangga, limbah industri, kotoran manusia serta hewan, juga limbah pertanian yang mengandung pupuk dan pestisida. 

- Polusi Tanah

Polusi tanah disebabkan adanya bahan kimia atau zat buatan manusia lain di dalam tanah dan akhirnya mengubah komposisi alami tanah dan berpengaruh negatif terhadap tanah. Polusi tanah terjadi karena tumpahan minyak, limbah industri, hujan asam, kegiatan pertambangan dan lain sebagainya. 

- Polusi Suara

Polusi suara merupakan kebisingan berlebih yang menganggu keseimbangan alam dan biasanya terjadi karena suara buatan manusia di mana volumenya lebih dari 85 desibel. Polusi suara yang banyak terjadi seperti suara mesin berat, pengeras suara, kebisingan kendaraan dan masih banyak lagi. 

- Polusi Radioaktif

Polusi radioaktif terjadi saat terjadi kerusakan yang diakibatkan oleh bahan radioaktif. Tingkat kerusakan yang terjadi tergantung pada energi radiasi yang dipancarkan. 

- Polusi Thermal

Polusi panas adalah peningkatan atau penurunan suhu air alami seperti laut, sungai, danau, atau kolam secara tiba-tiba yang disebabkan karena pengaruh manusia. 

Hutan, Solusi Mengatasi Polusi

Hutan seringkali disebut sebagai paru-paru dunia, hal ini tentunya bukan tanpa alasan, karena kehadiran hutan memang bisa mengurangi polusi. Bahkan, di kota-kota besar, kinipun mulai bermunculan adanya hutan kota yang diharapkan bisa menyerap polusi di wilayah tersebut.  

Pohon atau tanaman merupakan penghasil oksigen untuk makhluk hidup, juga dapat menyerap karbondioksida. Lalu, bagaimana caranya pohon atau tanaman mengatasi #SelimutPolusi? Khususnya polusi udara?

Udara yang tercemar biasanya memiliki kandungan bau, partikel, serta gas berbahaya seperti amonia, sulfurdioksida serta nitrogen oksida. Polutan-polutan ini kemudian mengendap pada daun-daun pepohonan serta permukaan tanaman. Tanaman kemudian menyerap polutan tersebut melalui stomata lalu menyaringnya. 

Tak hanya itu saja, pohon serta tanaman dapat memerangkap panas serta mengurangi gas rumah kaca di atmosfer bumi. Dan yang paling mencengangkan, setiap tahunnya, pohon dan tanaman yang ada di hutan ternyata mampu menyerap sepertiga emisi global. 

Oleh karena itu, sebagai #MudaMudiBumi, ini adalah #TeamUpForImpact, ayo kita mulai menjaga lingkungan kita untuk mengatasi perubahan iklim dengan mulai untuk menanami berbagai pepohonan yang bisa menyerap karbon serta emisi, seperti misalnya pohon trembesi

1 Kelahiran = 5 Pohon

Saat ini laju pertumbuhan kendaraan sangatlah pesat, begitu juga dengan laju pertumbuhan penduduk. Namun hal ini tak sebanding dengan jumlah pepohonan dan hutan yang ada, dimana makin tahun luas hutan justru semakin menyusut. 

Pohon-pohon banyak ditebang untuk kemudian lahannya digunakan untuk membangun gedung atau perumahan. Oleh karena itu, apabila saya memiliki kesempatan untuk membuat kebijakan #UntukmuBumiku demi mengurangi polusi dan mengatasi perubahan iklim, maka saya akan membuat kebijakan, 1 kelahiran = 5 pohon dan 1 kendaraan = 1 pohon/tahun, ini bisa dilakukan sebagai syarat saat pembuatan akta, sedangkan untuk kendaraan sebagai syarat perpanjangan stnk.  

Pohon (Sumber: Picography - Pixabay)

Jadi setiap ada kelahiran, maka orang tuanya wajib untuk menanam 5 batang pohon, begitu juga ketika seseorang memiliki kendaraan, baik motor atau mobil, maka wajib menanam 1 pohon/tahun. Jenis pohon juga tidak boleh asal dan harus ditetapkan, misalnya pohon trembesi yang bisa menyerap emisi paling banyak.

Di kampung saya sendiri, dalam 1 tahun terakhir ada 7 kelahiran, jadi dikalikan saja dengan 5 pohon, maka dalam 1 tahun sudah ada 35 pohon baru. Belum lagi untuk pemilik kendaraan yang akan membayar pajak setiap tahunnya, maka lingkungan akan semakin asri.

Dengan begini bisa dibayangkan akan serimbun apa lingkungan sekitar ketika banyak pohon yang tumbuh dan diharapkan udara sekitar juga akan lebih bersih dari polusi. (*)


Posting Komentar