Semangat Bangkit dan Berkembang Bersama JNE

Selasa, Maret 07, 2023

Pandemi covid memang seperti mimpi buruk, ia tiba-tiba datang dan menghantam segala lini layaknya gelombang tsunami. Banyak orang terdampak, karyawan, anak sekolah, ibu rumah tangga, termasuk juga para pengusaha, khususnya yang memiliki usaha kecil dan menengah limbung karena adanya pandemi ini. 

Saat pandemi, orang-orang banyak yang memilih untuk berhemat, karena memang banyak pekerja yang diPHK atau pendapatannya menurun drastis dibandingkan hari-hari biasanya, hal ini tentunya berimbas bagi para pemilik usaha yang omzetnya ikut menurun karena tak adanya pembeli. 

Ketika Pandemi Datang

Bagi UMKM yang memiliki modal minim, pandemi menjadi tantangan berat yang harus dihadapi, apalagi jika usaha tersebut adalah satu-satunya pintu rezeki yang dimiliki. Sutanto Ari Wibowo, pengusaha toko buku online menuturkan jika saat pandemi omzetnya menurun drastis. 

“Omzet saya turun 80%,” papar lelaki berdomisili Bayat Klaten ini.

“Meskipun pandemi sudah selesai, saat ini usaha saya juga masih dalam masa pemulihan. Apalagi saya juga menyadari bahwa produk yang saya jual bukanlah kebutuhan primer. Jadi mungkin setelah mereka (calon pembeli) tercukupi kebutuhan primernya, baru bisa membeli kebutuhan lain seperti buku-buku yang saya jual,” tambah pemilik toko buku Taman Baca Rindang. 

Tetralogi Buru
Tetralogi Buru Pramoedya Ananta Toer Original
yang Dijual Taman Baca Rindang

Senada dengan Ari, Lulu Fajriyatus Saadah, seorang pengusaha hand craft asal Semarang juga menuturkan hal yang sama. Perempuan yang sehari-hari membuka jasa lukis dan desain custom untuk kado ulang tahun, pernikahan dan wisuda berbagai macam acara juga mengalami penurunan omzet. 

Talenan Lukis by HongLulu Art

“Saat pandemi banyak acara-acara yang dilarang. Resepsi pernikahan dilarang, wisuda juga online, tidak boleh ada acara yang membuat kerumunan. Jadi ya pesanan menurun banget,” papar pemilik usaha HongLuluArt ini. 

Bertahan di Tengah Badai

Sebagai pelaku usaha kreatif, Lulu harus putar otak di tengah hantaman badai pandemi. Ia berusaha mencari ide usaha apa yang sekiranya akan laku saat pandemi. 

“Jika biasanya saya melukis kado atau hadiah untuk acara ulang tahun, wisuda, atau wedding. Saat pandemi saya berinovasi menjual masker lukis custom. Alhamdulillah banyak peminatnya, apalagi masker yang saya jual adalah masker kain yang bisa dicuci ulang dan desainnya juga custom jadi tidak pasaran,” jelas pengusaha muda yang tinggal di Kp. Utri Semarang ini. 

Masker Lukis

Selama pandemi, akhirnya masker-masker lukis inilah yang menyeimbangkan biduk usaha HongLulu Art. Beragam desain sudah ia lukiskan di masker dengan berbagai warna, dari masker untuk dewasa hingga masker untuk anak-anak.

“Produk-produk yang saya buat ini mayoritas dijual secara online dan untuk pilihan produk dan desainnya ada di Instagram @honglulu.art. Dan biasanya pembeli akan langsung menghubungi lewat whatsapp untuk pemesanan,” tutur Lulu yang memang sudah hobi menggambar sejak ia kecil.

Terlihat dari inovasi yang dilakukan Lulu saat masa pandemi, ia memang tidak ingin berpangku tangan dengan produk dan desain yang sudah ada. 

“Jika di awal usaha saya hanya mengandalkan corel draw dan komputer lawas untuk desain, saya pun mulai menabung untuk membeli ipad agar bisa menggunakan aplikasi procreate yang ada di ios. Alhamdulillah saat pandemi, meski terseok-seok menjalankan bisnis. Ipad itu akhirnya terbeli,” jelas Lulu sambil tersenyum. 

“Dan Ipad itu sekarang ini memang benar-benar bisa menjadi andalan saya ketika bekerja untuk mendesain barang-barang custom,” tutur Lulu.

Untuk mendukung usahanya agar semakin berkembang, Lulu juga sering ikut pameran-pameran usaha bersama komunitas-komunitas yang ada di Semarang yang sering diselenggarakan oleh Pemda maupun Swasta. 

Meski begitu, pesanan lewat online tetap menjadi mayoritas. Bahkan kini usahanya juga sudah merambah ke mancanegara. “Pengiriman produk sudah sampai ke Singapura dan Norwegia,” tuturnya semringah.

Bangkit Bersama JNE

Usaha online yang dimiliki oleh Ari dan Lulu ini tentunya tak lepas dari dukungan ekspedisi pengiriman JNE, sehingga produk-produk yang mereka jual bisa sampai ke tangan customer dan bisa #ConnectingHappines.

Sebagaimana bisnis yang dibangun Ari dan Lulu dari nol, JNE juga turut tumbuh dan berkembang selama tiga dekade terakhir hingga kini telah berusia 32 tahun dan menjadi sebuah perusahaan yang matang.

Pilihan Ari dan Lulu untuk menggunakan JNE sebagai ekspedisi pengiriman yang membantu bisnis mereka tentunya tak lepas dari reputasi JNE yang sudah berdiri selama puluhan tahun, berawal dari usaha kecil hingga kemudian menjadi perusahaan dengan 50 ribu karyawan. 

Tak bisa dipungkiri, #JNEBangkitBersama puluhan ribu UMKM di seluruh Indonesia selama kurun waktu #JNE32tahun, sehingga tak heran jika JNE terus dipercaya UMKM untuk mengantarkan paket-paket mereka hingga ke tangan pelanggan tersayang. 

Saat ini JNE menyediakan berbagai layanan yang bisa menjadi pilihan para pelanggan, yaitu:

JNE Express: 

- JNE REG (Reguler)

- JNE OKE (Ongkos Kirim Ekonomis)

- JNE YES (Yakin Esok Sampai)

- JNE Loyalty Card (JLC)

- JNE BOX

- JNE Pick Up Point (JNE PIPO)

- COD Retail

- PESONA (Pesanan Oleh-Oleh Nusantara)

- Super Spesial (SS)

- Money Remittance

- Diplomat Service

- JNE Online Booking (JOB)

- JNE Online Payment (JOP)

- JNE Trucking (JTR)

- Pop Box

- International Service

- MyJNE

JNE Logistic

- Angkutan Laut

- Angkutan Darat

- Pergudangan

JNE Freight

- Jasa Kepabeanan

- Jaringan JNE Freight

- Air Freight

- Ocean Freight

Banyak sekali layanan yang dimiliki oleh JNE membuktikan bahwa JNE selalu ada untuk memberikan kepuasan bagi pelanggan, ditambah lagi, saat ini ada lebih dari 6.000 titik layanan JNE yang siap memberikan layanan terbaiknya. 

Dan pada ulang tahunnya yang ke-32, JNE juga melaksanakan #JNEContentCompetition2023 yang juga bisa kamu ikuti dengan total hadiah puluhan juta rupiah, buruan ikut dan menangkan hadiahnya. Mari bangkit bersama JNE. (*)


Posting Komentar