Be Mine : Tiga Kisah, Dua Hati, Satu Cinta

Rabu, April 30, 2014



Judul Buku                              : Be Mine
Penulis                                     : Sienta Sasika Novel, Monica Anggen, Kezia Evi Wiadji
Penerbit                                   : Cakrawala – Media Pressindo Group
Penyunting                              : Fatimah Azzahrah
Desain Sampul                        : Mahar Mega
Penata Letak                           : Dini
Pemeriksa Aksara                    : Tika Yuitaningrum
Tahun Terbit                           : Cetakan I, 2014
Tebal                                       : 234 halaman
ISBN                                       : 978-979-383-234-0
Harga                                      : Rp 39.500,-

Cover Novela Be Mine


Blurb :
            Siapa bilang cinta tidak melihat usahamu?  Ia tahu kamu berada dalam usaha penaklukan, mengerti bahwa kamu tidak ingin menjadi penghuni abadi dalam dongeng. Ia juga siap memberikan kesempatan kepadamu berkali-kali, bahkan rela menjadi tempat berpulangmu paling manis.
            Dan siapa bilang cinta tidak butuh diungkapkan? Tiga novela ini mencoba menuturkan rahasianya...
***
“Kisah manis yang lain dari Sienta, membuatmu tersenyum-senyum sendiri saat membayangkannya, Very sweet!”
Irena Widelia (penulis Suddenly in Love dan Loving You)

“Nggak bisa pause saat membaca Tink for Peter (Pan). Selain karena perilaku Tink yang lucu, aku juga penasaran banget sama si Tink, apakah dia jadian sama Bram atau Peter? Tidak ada clue yang bisa membuatku menebak. Aku suka ending –nya yang manis, yang melibatkan nostalgia masa kanak-kanak.”
Dian Kristiani (penulis LUPITA, Lu Pikir Gua Pengemis Cinta)

“Kali ini Kezia Evi Wiadji kembali menyajikan kisah yang menyentuh hati dan menginspirasi. Cerita tentang keberanian untuk melangkah kembali dan menutup kenangan masa lalu. Lantunan manis tentang cinta kedua, kesempatan kedua, dan betapa setiap hati merindukan tempat berlabuh yang bisa disebut dengan kata ‘pulang’. Well written, sweet simple love story, Evil just love it.”
Rina Suryakusuma (penulis Lullaby dan Just Another Birthday). 

Sinopsis :
In Love With You - (Sienta Sasika Novel)
            Sienta adalah siswi yang jago gambar akan tetapi memiliki nilai akademis di urutan buntut, ia berada di urutan 200-an dari 250 siswa. Sienta yang lemah di bidang akademis menyukai cowok pintar dan populer di sekolah bernama Bintang, dan Sienta harus bersaing dengan banyak cewek lain di sekolah, salah satunya adalah Kinan, cewek cantik, populer, dan pintar yang selalu berada di sebelah Bintang.
            Suatu hari, Sienta ingin mengungkapkan cintanya pada Bintang dengan memberikan hadiah cokelat untuk Bintang. Akan tetapi Bintang menolak pemberian Sienta, bahkan tak hanya menolak saja tetapi Bintang juga mengatakan jika ia tak menyukai cewek o’on seperti Sienta.
            Hati Sienta pun panas mendengar ucapan Bintang. Sienta yang tak terima akan membuktikan pada Bintang jika ia bisa sebanding dengan sosok Kinan yang pintar. Bintang akhirnya menantang Sienta jika ia bisa masuk ke peringkat 50, maka ia akan menerima cokelat pemberian Sienta. Sienta pun akhirnya harus pontang-panting belajar demi membuktikan ucapannya pada Bintang. 

Tink for Peter (Pan) – Monica Anggen
            Peter, mahasiswa Fakultas Teknik semester awal memiliki kegemaran membaca buku cerita Peter Pan. Hingga buku cerita itu lusuh dan lecek, Peter tetap membacanya dan membawanya kemanapun ia pergi. Hal ini selalu menjadi bahan olok-olok oleh Bram, sahabat Peter di kampus dan klub basket.
            Karena terlalu sering membaca cerita Peter Pan, Peter percaya jika suatu hari ia akan bertemu dengan sosok cewek seperti Tinkerbell, kecil, imut, dan lucu. Akan tetapi dalam kesehariannya ia justru dikejar-kejar sosok Windry yang tak ia sukai, menurutnya Windry seperti sosok Wendy yang membuat Peter dan Tinkerbell menjauh.
            Suatu hari, Peter berkenalan dengan sahabat Bram bernama Tineke. Awalnya Peter merasa jika Tineke adalah sosok yang selalu mengacaukan hidupnya, akan tetapi lama-lama ia merasa bahwa ia jatuh cinta pada Tineke. Di satu sisi Peter merasakan kenyamanan ketika ia berada di dekat Tineke, akan tetapi di sisi lain ia merasa jika Tineke bukanlah seperti sosok Tink yang dibayangkannya karena Tineke memiliki tubuh yang gendut dan tukang makan, ditambah lagi Peter tak mungkin mengkhianati Bram yang juga jatuh cinta pada Tineke. 

Second Love – (Kezia Evi Wiadji)
            Tiara, seorang ibu single parent dari anak bernama Mia berusia 5 tahun. Ia didera dilema tatkala ia bertemu dengan Jimmy, ayah dari Leon, sahabat anaknya sekaligus tetangganya. Di satu sisi ia ingin setia dengan suaminya yang telah meninggal, akan tetapi di sisi lain ia pun tak bisa memungkiri jika hatinya juga terpikat pada sosok Jimmy yang juga seorang duda.
            Jimmy berusaha mendekati Tiara dengan alasan mengajak jalan-jalan Leon dan Mia, akan tetapi Jimmy pun merasa cemburu tatkala Tiara masih terus mengenakan cincin pernikahannya terdahulu serta memasang foto-fotonya dengan suaminya. Meski begitu Jimmy tak pantang menyerah meskipun hati Tiara masih tak bisa berpaling dari suaminya yang meninggal tepat di hari valentine tiga tahun sebelumnya. 

Kelebihan :
Ide Cerita
Be Mine berisi 3 (tiga novela) yang memiliki pertautan atau benang merah tentang cinta serta bagaimana perjuangan untuk mendapatkannya. Tiga novela dalam buku ini bisa dikatakan unik karena mengambil plot cerita dari tiga generasi kehidupan yang berbeda. Kehidupan cinta anak SMA, kehidupan cinta mahasiswa, serta kehidupan cinta dalam rumah tangga.
Tiga novela ini seperti memberikan porsi masing-masing untuk setiap kehidupan pembacanya yang tentunya berbeda-beda pula, para penulis pun seperti ingin mengisyaratkan bahwa di dunia ini banyak sekali kisah cinta yang terjadi, dan setiap kisahnya memiliki keunikan serta perjuangan yang berbeda, akan tetapi kekuatannya adalah satu, cinta. 

Alur Cerita
Novela yang ditulis oleh Sienta Sasika Novel, Monica Anggen, dan Kezia Evi Wiadji memiliki beragam masalah yang berbeda. Sienta Sasika Novel, Monica Anggen dan Kezia memiliki persamaan dalam menulis alur cerita yaitu dengan kisah beralur maju mundur, meski begitu tak membingungkan pembacanya.
Meskipun setiap novela memiliki ending yang mudah ditebak – tokoh A akan mendapatkan tokoh B, akan tetapi untuk menuju ending tersebut, pembaca diajak untuk menikmati perjalanan yang menyenangkan, ada tawa, geregetan dan tentu saja belajar tentang makna perjuangan cinta. 

Penokohan
Penokohan dalam setiap novela ini cukup kuat, kelebihannya di setiap novel tak ada tokoh yang memiliki karakter yang serupa.
In Love With You tokohnya cowok pintar dan cewek bodoh serta ceroboh, Tink for Peter (Pan) mengambil tokoh yang unik karena diadaptasi dari cerita anak Peter Pan namun dengan pengembangan yang tidak terpikirkan sebelumnya, dan untuk Second Love menggunakan penokohan cowok dan cewek yang berstastus single parent.
Meski dalam In Love With You, penulisnya tampil narsis dengan menampilkan namanya sebagai tokoh utama, hehe, akan tetapi penokohan yang berbeda di setiap novela membuat pembaca tak jenuh untuk menyelesaikan tiga novela dengan sensasi cerita cinta yang berbeda-beda. 

Bahasa
Bahasa tiga novela ini ringan serta mudah dipahami. Dalam In Love With You misalnya, novela yang meremaja, bahkan di beberapa bagian saya bisa tertawa ketika membacanya, misalnya :
“Kan kalian satu sekolah, jadi bisa diskusi. Pasti juga lebih kompak dan klop,” lanjut Mama.
Kompak? Main bakiak kali mesti kompak! Omel Sienta dalam hati. (hal 49-50).
Di dalam tiga novela ini juga tersebar beberapa quote, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
“Selama ini ia hanya mengetahui hitam dan putih. Sekarang ia bisa mengenali warna lain yang ia bisa goreskan dalam hidupnya, warna ... kegembiraan.” (hal 53) – In Love With You.
“Mencintai seseorang adalah menerima orang itu tanpa syarat, tanpa menuntut, tanpa niatan untuk mengubah orang itu sesuai dengan kemauan kita.” (hal 159) – Tink for Peter (Pan).
“Bahagia karena sudut kosong di hatiku kini terisi. Bahagia karena setiap detik, ada seseorang yang bisa aku bayangkan dengan jelas sosoknya. Bahagia karena di setiap tarikan napasku, aku tahu seseorang mencintaiku. Bahagia ketika mengetahui ada seseorang yang selalu siap menyediakan bahunya untukku bersandar dan menangis. Bahagia karena aku dilindungi. Bahagia karena hari-hariku kini terlihat lebih berwarna dan ceria.” (hal. 209) – Second Love. 

Point of View :
Dalam ‘In Love With You’ dan ‘Tink for Peter (Pan)’, penulis menggunakan sudut pandang ketiga akan tetapi penulis mampu melakonkan setiap tokoh dalam cerita dengan baik.
Berbeda dengan dua novel sebelumnya, novela ‘Second Love’ menggunakan Point of View ganda, yaitu dari sudut pandang Tiara dan Jimmy. Novela ketiga yang menggunakan POV berbeda, membuat pembaca tidak jenuh atau bisa dibilang mendapatkan penyegaran baru ketika membaca novela ketiga.  

Minim Typo
Buku ‘Be Mine’ ini termasuk hampir bersih dari typo. Kenapa saya katakan hampir bersih? Karena dari 231 halaman yang saya baca, saya hanya menemukan 1 (satu) typo saja yaitu :
Sekarung berat : Sekarung beras (hal.111) – Tink for Peter (Pan).
Minimnya typo ini bisa dikatakan sebagai prestasi tersendiri, selain karena tidak mengganggu pembaca menikmati novel ini, juga menunjukkan jika penyuntingan dan proses proofreader buku ini dilakukan secara detail dan tidak asal-asalan.

Pesan dan Kritik Sosial :
Novela ini tak lepas dari keberadaan kritik sosial di dalamnya, seperti yang tersurat dalam beberapa kalimat berikut ini :
“Di  Indonesia ia merasa bakat gambarnya tak dihargai. Tapi apa sih di Indonesia yang dihargai? Para peneliti memilh lari ke luar negeri. Para ekonom juga kabur ke luar negeri. Yang pada ngendon di sini cuma orang-orang yang kerjanya korupsi berjamaah.” (hal.44) – In Love With You.
Kalimat di atas menjadi sebuah kritik sosial tentang kondisi Indonesia saat ini yang mana kurang adanya penghargaan terhadap kemampuan anak bangsa. Hingga akhirnya negara Indonesia banyak diisi oleh orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi dan golongannya saja sehingga Indonesia menjadi negara yang tidak bisa mandiri serta timbul banyak korupsi di negeri ini.

Tiga Cerita, Dua Hati, Satu Cinta
Novela ini memiliki konsep yang unik, karena berisi tiga macam cerita, yang mana di dalamnya berisi lika-liku cinta antara dua hati, akan tetapi tiga novela tersebut memiliki satu kesatuan benang merah, yaitu ‘Cinta’.
Tiga novela dalam buku ‘Be Mine’ ini mencoba memotret tiga lika-liku cinta dari tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia anak SMA, Mahasiswa, dan Young Adult. Akan tetapi tiga-tiganya bersatu dan berjalan beriringan hingga terdapat pesan yang sama yaitu ‘Cinta harus diperjuangkan dan diungkapkan’. 

Kekurangan :
Cover :
Kover novel ini memang menunjukkan jika isi buku ini tentang cinta. Akan tetapi desain kovernya terlalu ramai dan (maaf) agak norak karena terlalu banyak gambar hati yang ada. Bahkan jika saya hitung ada 53 (lima puluh tiga) gambar hati utuh dalam berbagai ukuran yang ada di kover depan dan kover belakang.
Bukankah terlalu berlebihan jika ada 53 gambar hati yang ada di kover buku ‘Be Mine’, dan sesuatu yang berlebihan tentunya tidaklah baik :).

Lembaran Lengket :
Saya tipe orang yang tidak terlalu senang jika buku milik saya rusak atau sobek. Akan tetapi ini saya dapati di beberapa halaman awal buku ‘Be Mine’ yang lengket (atau belum terpotong rapi) hingga terpaksa saya harus memotongnya sendiri dengan cutter, hingga hasilnya pun tak bisa begitu rapi. Meskipun ini adalah kesalahan teknis, tapi alangkah baiknya jika kesalahan ini bisa diminimalisir oleh penerbit.

Ala Sinetron:
Meskipun penulis dapat meramu kisah yang klise menjadi manis, akan tetapi masih banyak adegan dalam buku ‘Be Mine’ ini yang terlalu sinetronis dan terkesan dipaksakan. 

In Love With You
Dalam novela ini ada beberapa adegan yang terlalu klise, seperti Sienta, tokoh cewek ceroboh dan bodoh jatuh cinta dengan Bintang, tokoh cowok yang pintar dan populer, kemudian tokoh cowok yang tiba-tiba jadi tetangga si cewek. Persaingan antara Sienta dan Kania juga ketika tokoh Kania menabrak Sienta hingga buku-bukunya jatuh berantakan. 

Tink for Peter (Pan)
Novela ini juga banyak adegan yang dipaksakan, seperti klub basket yang masih diikuti oleh mahasiswa, adegan ketika Tineke terlempar bola. Kemudian adegan ketika Tineke dan Naya masuk ke kelas perkuliahan Bram dan Peter saat ada dosen sedang mengajar, hal ini sangat dipaksakan. Juga tentang acara valentine di kampus, lebih baik jika yang mengadakan malam valentine bukan kampus melainkan salah satu cafe, hal itu akan terlihat lebih bagus.
Ada yang janggal pula ketika Bram yang notabennya sahabat Tineke sejak SMA tidak mengetahui jika Tineke juga menyukai cerita Peter Pan, padahal mereka sangat akrab dan dekat.   
Kemudian adegan ketika Tineke disiram air dalam ember oleh teman-teman yang tidak suka padanya. Duh, sepertinya untuk kehidupan kampus seperti itu hanya ada di sinetron, tidak untuk di dunia nyata. Seharusnya penulis menulis adegan lain yang bisa dibuat lebih baik untuk menggambarkan Tineke cewek yang kuat di depan Peter tanpa harus ada adegan siram-menyiram air dalam ember.  

Second Love
Kebetulan ala sinetron juga terjadi saat pertemuan Tiara dan Jimmy di restoran Pizza, juga ketika Jimmy mendapatkan pekerjaan di Jakarta.
Bagi saya, diantara tiga novela Second Love memiliki paling sedikit kebetulan yang terjadi layaknya sinetron.   
Ide Cerita :
Ide besar masing-masing novela sebelumnya memang sudah banyak diangkat baik dalam buku fiksi atau dalam film seperti tema besar In Love With You yang mana cewek bodoh dan ceroboh jatuh cinta pada cowok pintar, ini mengingatkan saya dengan serial drama Korea ‘Who Came From The Star aka My Love From Another Star yang secara garis besar tokohnya juga memiliki karakter yang hampir serupa. 

Drama Korea - My Love From Another Star


Ide cerita tentang cinta segitiga seperti dalam Tink for Peter (Pan) juga seringkali diangkat oleh banyak penulis maupun sineas film. Begitu juga dengan kisah Second Love yang mengangkat kisah cinta antara dua orang single parent.
Meskipun berawal dari ide cerita yang klise, akan tetapi para penulis berhasil menciptakan alur yang menarik dan mampu membawa pembacanya untuk menikmati masing-masing kisah cinta hingga halaman terakhir. 

Be Mine On Top

Be Mine On The Wall
Be Mine, Please ....


            Terlepas dari semua kekurangan yang ada, buku ‘Be Mine’ yang berisi tiga novela ini mampu menghibur dan membuat pembaca lebih memahami tentang cinta dan perjuangan untuk meraihnya. Buku ini layak dikoleksi dan bisa menjadi teman minum teh yang asyik di sore hari sambil menikmati senja yang romantis. ^_^. (Richa Miskiyya)  

Posting Komentar