Ketika Cinta (Tak) Datang Tepat Waktu

Minggu, Maret 01, 2015



“Apa kabar cinta? Akankah pagi ini kau akan datang? Ataukah aku harus menunggu hingga seribu tahun lamanya?”

 Pernahkah pertanyaan-pertanyaan seperti ini mengusik hati? Hingga akhirnya membuat galau karena cinta sejati tak juga datang menghampiri.

Mencintai memang sebuah keniscayaan yang pasti akan dirasakan setiap manusia, ketika cinta itu datang yang dirasakan hanyalah bahagia, bahagia, dan bahagia. Lalu bagaimana jika cinta itu tak juga datang? Apakah kita harus menangis dan terus meratapi nasib?

Cinta di sini bukan hanya sekadar ketertarikan lawan jenis, akan tetapi cinta yang mampu membuat kita nyaman dan yakin jika orang yang ada di hadapan kita adalah The One yang akan menemani sisa hidup kita hingga tua nanti.

Melihat orang lain sudah menemukan pasangan hidup, pastinya seringkali timbul rasa iri dalam hati. Berbagai macam pertanyaan tentang cinta sejati pasti terus menghampiri. Wajah yang rupawan belum pasti menjadi jaminan seseorang akan segera mendapatkan cinta sejatinya.

Ya, cinta bukanlah tentang wajah rupawan, otak cerdas, atau harta yang melimpah. Cinta adalah ketika kita menemukan orang yang bisa memahami kita, dan tetap hadir di sisi kita meski ia tahu semua kekurangan yang kita miliki.

 Ketika banyak teman sebaya kita sudah menikah dan banyak orang yang melontarkan pertanyaan “Kapan nikah?”, sebuah pertanyaan keramat yang membuat kita ingin sekali kabur dan bersembunyi.

Setiap orang tentunya ingin menikah, memiliki pasangan hidup tempat berbagi bahagia dan airmata. Tapi ketika cinta sejati itu belum datang, akankah bisa dipaksakan? Kita tentunya tak mungkin memilih sembarang orang karena tuntutan lingkungan untuk segera menikah. Kita pastinya memilih seseorang yang terbaik, yang mana hati kita berbunyi ‘Klik’ saat berada di dekatnya.

Kenapa cinta sejati tak kunjung datang? Bisa jadi Tuhan sedang mempersiapkan jodoh yang tepat dan terbaik untuk kita. Oleh karena itu, menjadi jomblo jangan terpuruk, ada banyak sisi positif yang harus kita lihat selama menunggu jodoh terbaik itu datang.

Berikut ini adalah beberapa pikiran positif yang harus ditanamkan dalam diri agar kita bisa mengubah makna bahwa jomblo bukanlah suatu kutukan, melainkan suatu kesempatan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

 1.      Raih Mimpimu, Raih Masa Depanmu
Bermimpilah dan wujudkanlah via favim.com
Setiap orang pastilah punya mimpi, tapi mimpi di sini bukan bunga tidur, melainkan mimpi sebagai cita-cita. Sebagai manusia yang punya rasa, kita pastinya punya mimpi yang ingin sekali diwujudkan. Mimpi tak harus sesuatu yang mahal seperti keliling dunia dengan jet pribadi. Mimpi bisa sesuatu yang kelihatannya ‘simple’, tapi sangat berarti dan ketika kita sudah bisa meraihnya, kita akan berteriak. Yes, I did it!!

Selama menjalani masa tunggu cinta sejati, kenapa kita tidak isi hidup dengan aktivitas positif untuk meraih mimpi-mimpi kita yang belum tercapai? Misalnya, bagi yang punya mimpi bisa menerbitkan novel, isilah masa kesendirian dengan menulis novel. Bahkan bisa jadi, kisah kesendirian selama jadi jomblo bisa menjadi ide novel yang keren.

Mungkin Tuhan menginginkan kita agar meraih mimpi-mimpi kita terlebih dahulu sebelum mempertemukan kita dengan cinta sejati.  Masih punya mimpi yang belum tercapai? Tunggu apalagi? Segera wujudkan sebelum mimpi itu terlupakan karena terlalu banyak meratapi kesendirian. 

2.      Bahagiakan Orangtuamu
Cintai dan Bahagiakan Orangtuamu via Dopepictures.tumblr.com
Sudahkah kita membahagiakan orangtua kita? Kebaikan orangtua memang tidak bisa kita balas seluruhnya, meskipun dengan emas dan permata di seluruh dunia, tapi bukan berarti kita tidak mau berbuat baik pada orangtua.

Seringkali kita minta pada Tuhan agar menganugerahkan cinta sejati dan jodoh terbaik yang bisa membahagiakan kita. Tapi, pernahkah kita meminta dan berdoa pada Tuhan agar membahagiakan orangtua kita?

Ketika kita sudah menikah nanti, pastinya kita akan membangun keluarga sendiri, tinggal di rumah yang berbeda dengan orang tua kita. Pernahkah kita bayangkan apa yang dirasakan orang tua kita saat melepas kita di kursi pelaminan? Ada rasa kebahagiaan sekaligus bercampur kesedihan di hari pernikahan kita nanti saat melihat anak yang dibesarkan dan disayangi sepenuh hati akan memasuki babak baru dalam hidupnya, ada harapan yang diam-diam dirapalkan orang tua, semoga suami/istri kita bisa menjadi jodoh yang bisa membahagiakan kita.

Selama cinta sejati belum datang, tak layak jika kita meratap diri. Ingat masih ada orangtua yang harus kita bahagiakan terlebih dulu sebelum mencari kebahagiaan kita sendiri. Tuhan belum mengirim jodoh untuk kita, bisa jadi karena Tuhan ingin agar kita membahagiakan orang tua kita terlebih dulu. Ingat, Ridha Tuhan adalah Ridha Orangtua. Semoga dengan membahagiakan orangtua, maka Tuhan pun akan membahagiakan kita dengan memberikan jodoh yang terbaik.  

3.      Pantaskan Diri
Menjadi Pribadi Lebih Baik via Favim.com
Kita selalu berdoa agar mendapat cinta sejati yang baik lahir dan batin, tapi apakah kita sudah baik sehingga layak mendapatkan jodoh yang baik pula? Bisa jadi saking seringnya meminta jodoh yang baik membuat kita lupa untuk memperbaiki diri.

Sebelum cinta dan jodoh sejati itu datang, kita masih banyak waktu untuk memperbaiki diri dan memantaskan diri. Coba kita ambil pensil dan selembar kertas, lalu kita tulis apa saja yang masih perlu kita perbaiki dalam diri kita. Misalnya seperti, malas mandi, shalat 5 waktu masih bolong-bolong, masih suka membantah orang tua, boros, egois, dll.

Lihat, sebelum meminta sesuatu, alangkah baiknya kita instrospeksi diri kita terlebih dahulu, kita pantaskan diri agar nantinya benar-benar mendapatkan jodoh yang pantas untuk kita. Jangan terlalu banyak menuntut orang lain harus sesuai keinginan kita, karena sebenarnya jodoh adalah representasi dari diri kita sendiri. Sebuah kesendirian  alangkah baik jika menjadi jeda dan ruang yang bisa dimanfaatkan agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Ingat, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik, begitu pula sebaliknya. 

4.      Syukuri Apa yang Dimiliki
 
Kamu tidak benar-benar sendiri via havealaughonme.com
Jika kita belum mendapatkan apa yang kita impikan, maka sudah selayaknya kita mensyukuri dan menjaga apa yang sudah kita miliki. Manusia memang seringkali melihat dari sisi negatif dibandingkan dari sisi positif, hingga membuat kita lupa untuk bersyukur.

Kita selalu melihat apa yang orang lain miliki, tanpa melihat apa yang sudah kita miliki. Kita melihat orang lain sudah menemukan jodohnya, sedangkan kita belum. Kita merasa sendiri dan tersisih, padahal kita tak benar-benar sendiri. Kita lupa mensyukuri apa yang sudah dimiliki, kita lupa bahwa kita memiliki keluarga yang menyayangi kita dan kita juga memiliki sahabat yang mau menerima kita apa adanya. Maka, tak perlu bersedih, yang harus kita lakukan adalah bersyukur dengan cara mempererat silaturrahim dengan keluarga dan sahabat. Siapa tahu jodoh kita nanti datang karena dikenalkan keluarga atau sahabat, ya, kan?

5.      Segalanya Akan Indah Pada Waktunya
Akan ada pelangi setelah hujan via hsconline-blog.com

Orang bijak mengatakan jika segalanya akan indah pada waktunya, memang terdengar klise dan hanya mencari-cari alasan agar hati ini tenang, tapi jika dipikirkan baik-baik, segalanya memang membutuhkan kesabaran dan waktu yang tepat.

Manusia punya rencana, tapi tetap Tuhan yang menentukan semua. Bisa jadi berulang kali kita mencari cinta dan berunlang kali pula kita patah hati, ada yang karena diselingkuhi, tak dapat restu orangtua, dan lain sebagainya. Awal pacaran kita selalu punya harapan jika orang di depan kita adalah yang terbaik, tapi di tengah jalan nantinya kita harus merelakan orang itu pergi dan melepaskan genggaman tangannya.

Ketika jatuh cinta, kita memang berpikiran jika apa yang kita lihat dan rasakan adalah yang terbaik, tapi bukan berarti yang paling tepat untuk kita. Apa yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, apa yang menurut kita buruk belum tentu buruk untuk kita. Tuhan selalu tahu apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Tuhan hanya meminta kita untuk bersabar, segala sesuatu yang terburu-buru biasanya berakhir tak baik. Seperti ketika kita mengerjakan ujian, ketika terburu, bisa jadi ada yang terlewat sebab kita tak teliti. Tuhan selalu punya rencana terbaik yang nantinya akan membuat kita bahagia ketika kita sudah sampai pada titik terbaik itu.

Tak perlu gengsi atau rendah diri karena status jomblo ataupun karena belum menikah. Percayalah, Tuhan tak akan menyia-nyiakan doa dan kesabaran hamba-Nya. Suatu jalinan hubungan dan jalinan pernikahan bukanlah sesuatu yang mudah sehingga harus dipersiapkan dengan baik. Sebelum cinta sejati itu datang, persiapkan diri dan hati agar tak membuat kecewa cinta sejati kita yang kelak akan datang. Mungkin cinta memang tak datang tepat waktu, tapi yakinlah jika cinta akan selalu datang di waktu yang tepat. (*)

 

 




2 komentar

  1. Cakep tulisannya mbak..
    Sukses ngontesnya yak :)

    BalasHapus
  2. Aamiin, terima kasih, mbak, sudah meluangkan waktu buat baca tulisanku ^_^

    BalasHapus