Stimulasi Perkembangan Bicara pada Batita

Jumat, Juni 12, 2020

Tumbuh kembang anak sesuai usianya tentunya diidamkan oleh semua orang tua. Baik itu perkembangan motorik kasar, motorik halus, juga perkembangan bahasa atau bicara si kecil.

Memang tumbuh kembang setiap anak itu berbeda-beda, namun orang tua tidak boleh tutup mata begitu saja ketika melihat ada hal janggal pada anak. Oleh sebab itu, sangat penting bagi orang tua untuk selalu mengecek milestone anak setiap bulannya. Apakah sudah patut untuk khawatir ataukah belum ketika terjadi keterlambatan pada anak. 

Stimulasi perkembangan bicara untuk batita sangatlah penting, salah satunya untuk menghindari speech delay
Stimulasi Perkembangan Bicara pada Batita (Sumber: Pixabay)
Salah satu hal yang sering menjadi kecemasan para orangtua adalah adanya speech delay, dimana anak mengalami keterlambatan bicara.

Sebenarnya ada banyak cara atau stimulasi yang bisa dilakukan agar anak tidak mengalami speech delay, dan stimulasi ini sudah bisa dilakukan sejak usia dini, bahkan ketika anak masih berusia hitungan minggu.

Stimulasi-stimulasi yang akan saya share berikut ini sudah pernah saya praktikkan pada Ayya sejak ia berusia bulanan, dan alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan.

      1.      Ajak Anak Bicara
Mengajak anak bicara tak perlu menunggu anak bisa bicara terlebih dahulu. Sejak Ayya baru lahir, saya sesering mungkin bicara dengannya. Saya ajak Ayya bicara saat sedang menyusuinya, saat sedang memandikannya, juga saat sedang memakaikannya baju. Kapan pun ada kesempatan bicara, saya akan terus bicara.

Apa saja saya bicarakan seolah-olah Ayya sudah paham. Saat sedang menggendongnya dan melihat pohon, saya akan bilang tentang nama pohonnya, warna daunnya, warna bunganya. Begitu juga saat melihat ayam, burung, mainan, mobil, apa saja saya jadikan bahan obrolan dengan Ayya.

Hingga kemudian Ayya berhasil mengucap kata pertamanya di usia 6 bulan. Bukan Mama, atau Papa, tapi Mbah (kakek). Ya, setiap melihat Abah saya atau kakeknya, Ayya akan berteriak girang, “Mbah... Mbah....!”

Mendengar Ayya yang mulai mengucapkan kata pertamanya, saya semakin bersemangat mengajaknya mengobrol, sesering dan seintens mungkin.

      2.     Gunakan Satu Bahasa
Saya pernah membaca artikel tentang speech delay, dan salah satu hal yang mengakibatkan anak terlambat bicara adalah kebingungan bahasa karena mungkin orangtuanya menggunakan lebih dari satu bahasa di rumah.

Oleh sebab itu, dikarenakan Ayya itu keturunan Timur Tengah (Jawa Timur dan Jawa Tengah), hehehe. Suami dari Madura, dan saya dari Jawa Tengah. Kami pun memilih untuk menggunakan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia saat bicara.

Penggunaan satu bahasa ini tak hanya kami gunakan saat berbicara, tapi juga saat mengenalkan lagu-lagu anak. Saat Ayya belum lancar bicara, kami tidak pernah menyetel video atau lagu anak berbahasa Inggris.

Saya mulai berani mengenalkan lagu-lagu berbahasa Inggris sederhana seperti Jhonny-Jhonny, ketika Ayya sudah mulai lancar bicara di usia 18 bulan.
      
      3.      Menanggapi Ocehan Anak
Saat batita sudah mulai mengoceh atau bicara meskipun belum jelas, sebisa mungkin tanggapi ocehannya. Misalnya ketika dulu Ayya menyebut “Ayah” tapi yang dia tunjuk adalah Ayam. Saya akan langsung menanggapinya, “Oh, iya, Dek, itu ayam, ya, ayamnya sedang cari makan. Itu ada mama ayam juga, ayamnya banyak, ya.”

Anak akan merasa dipahami ketika apa yang ia katakan atau ocehkan dipahami oleh orang terdekatnya, dan ini tentunya akan membuat perasaan anak lebih bahagia. 

Baca Juga: Toilet Training Anak, Kapan dan Bagaimana Caranya?
      
      4.      Hindari Baby Talk
Batita yang belum lancar berbicara tentunya kata-kata yang diucapkan tidak begitu jelas. Misalnya ada anak yang menyebut ‘kupu-kupu’ dengan ‘tupu-tupu’, atau ‘buka’ disebut dengan ‘utak’.

Sebagai orang tua jangan ikut-ikutan mengucapkan baby talk seperti bayi. Ucapkan kata dengan ejaan yang tepat, maka lama kelamaan si kecil juga akan belajar bagaimana kata yang benar diucapkan.
      
      5.     Bacakan Buku
Membacakan buku untuk anak bisa menjadi sarana yang tepat untuk memperkaya kosakata si kecil. Saat membacakan buku bergambar, jangan hanya terpaku pada teks, lakukan obrolan lainnya yang berkaitan dengan gambar yang ada di buku.

Misalnya apa warna rumah yang ada di buku, apa bentuk roda mobilnya, bagaimana ekspresi tokoh yang ada dalam cerita, dan lain sebagainya.
      
      6.     Bernyanyi
Bernyanyi menjadi salah satu cara efektif juga untuk menambah kosakata anak, seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya. Untuk anak yang belum lancar berbicara, usahakan untuk gunakan lagu satu bahasa saja. Jika sudah mulai lancar bicara, barulah kenalkan lagu-lagu berbahasa lainnya.
       
      7.      Bertanya Tentang Perasaan Anak
Sering-seringlah bertanya tentang perasaan anak, misalnya, “Adek lapar, ya? Yuk maem dulu.”, “Adek haus? Yuk, minum dulu.”, “Badan adek gatal? Sini Mama garukin.”, “Adek kepanasan? Mama kipasin, ya.”. “Adek sedih, ya? Sini Mama peluk.”

Anak yang masih kecil atau batita tentunya belum tahu bagaimana cara mengungkapkan apa yang ia rasakan. Oleh sebab itu, sebagai orangtua haruslah peka melihat sikap dan tingkah si kecil.

Dengan cara seperti ini, maka si kecil akan belajar berkomunikasi untuk mengungkapkan perasaannya dan cara ini juga bisa meminimalisir tantrum, karena anak yang pandai mengungkapkan perasaannya, biasanya akan lebih pandai juga mengontrol emosinya.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menstimulasi perkembangan bicara dan bahasa anak sejak dini. Jangan lupa untuk selalu berikan perhatian penuh saat berkomunikasi, tatap matanya dan dengarkan setiap kata yang ia ucapkan, karena hal yang mungkin kita anggap kecil, bisa jadi adalah kebahagiaan untuknya.(*)

12 komentar

  1. Sepakat dengan semua tips ini, Mbak. Dukungan dan pembiasaan membantu perkembangan kemampuan berbicara anak 😊

    BalasHapus
  2. Trims infonya kak, jadi banyak belajar nih bagaimana cara menstimulasi perkembangan anak. Kelihatannya mudah ya kak, semoga nanti kalau punya anak sendiri bisa dipraktekan hehehe. Yang 1 bahasa nih akan kuingat banget secara saya jatim ayahnya balikpapan neneknya banjarmasin kebayang berapa bahasa berbeda, belum lagi emaknya doyan drakor dan drama china kasihan anaknya ya kak kalau sampai bingung

    BalasHapus
  3. iya kak, aku sangat cocok dengan tips di atas, sebisa mungkin kita sebagagai orang tua juga harus lebih aktif untuk mendukung perkembanggan anak. apa lagi kalo anak kita masih sangat kecil kita harus mengajari satu bahasa terlebih dahulu jika sudah agak besar baru di ajari bahasa lainnya.

    BalasHapus
  4. Nah, setuju banget. Sejak anakku kecil, aku selalu berusaha ajak bicara dengan bahasa biasa, maksudnya ga pake bahasa bayi. Sambil penekanan pada artikulasi saat bicara. Soalnya, kasian nantinya kalau jadi kebiasaan sampai besar

    BalasHapus
  5. wah bener juga nih mba, ponakanku dulu suka aku ajak ngomong aneh-aneh, mksdnya bahasa gak jelas gitu. eh pas udah bisa ngomong ngikutin dong wkwkwk. padahal mah kita bisa stimulasi anak dari kecil dengan bahasa indonesia yg baik dan benar ya. biar nanti pas udah bisa ngomong bisa ngikutin pelan-pelan. makasih mba sharingnya.

    BalasHapus
  6. bener nih kdng orang dewasa malah ngikutin cara ngomong bayi maksudnya sih buat ngelucu..tp si bayik lama2 akan ngira ya bener begitulah cara ngomongnya misal sakit jd atit, makan jadi mam ..pdhal bisa dilatih ucapan kata yg bnr ya..

    BalasHapus
  7. Baru tahu saya kalau istilahnya mengikuti ucapan batita itu namanya baby talk, Mbak. Saya sering ngikutin kata-kata yang diucapkan adik saya saat bicara dengannya. Seperti saat ia mengganti S dengan C. Aduh, ke depan harus mengucapkannya dengan benar kayaknya nih

    BalasHapus
  8. Anak sulung saya dulu agak lama ngomong kak. Padahal saya suka story' telling dan juga ngajak bicara. Tapi ternyata anak saya bukan speech delay. Tapi dia memang suka merekam dulu ucapan kita. Setelah itu baru ketauan betapa cerewetnya dia . Hehe

    BalasHapus
  9. Tipsnya bagus sekali sista, kebetulan anak aku yang di Malaysia awalnya tak bisa bicara tetapi kami kasih nonton televisi yang edukasi, akhirnya pandai sekarang bicara dan cerewet

    BalasHapus
  10. Alhamdulillah saya juga pakai cara-cara di atas mbak. Senang banget saat anak bisa ngomong sesuai fasenya. Jadi teringat ngajarin dia kosa kata pakai flash card, berulang-ulang sambil melantangkan suara, ampe seret tenggorokan. Tapi bahagia pas anak bisa menirukannya. Sekarang mah udah bisa bawel dia, hihihi.

    BalasHapus
  11. Makasih tipsnya Kak. Bisa saya praktekin dengan anak bungsu kami yang baru mulai bisa manggil

    BalasHapus
  12. tipsnya bagus banget nih, sekadar tambahan bisa memeriksakan anak ke THT karena ponakan saya awalnya dikira spech delay ternyata tuli

    BalasHapus