Noor Khasnah, Menuai Berkah dari Minuman Olahan Rempah

Selasa, Februari 01, 2022

Langgam suara lantunan ayat-ayat Al-Qur’an terdengar menggema dari Masjid Menara Kudus. Subuh belum lama beranjak. Suara ribuan santri yang sedang tadarus di pesantren-pesantren sekitar lamat-lamat terdengar hingga ke rumah Noor Khasnah. Sementara di dapur, tangan Noor Khasnah begitu telaten mengiris aneka rempah di atas talenan. Suara hentakan pisau pada permukaan talenan bersahutan dengan suara lantunan ayat Al-Qur’an dari masjid dan pesantren sekitar, membuat suasana pagi di dapur Noor Khasnah begitu semarak.

Noor Khasnah membersihkan beragam rempah yang telah diirisnya, rempah-rempah yang menjadi jalan Noor Khasnah untuk menjemput rezeki. Rempah-rempah itulah yang belakangan ini menjadi ladang berkah bagi kehidupan keluarganya.

Titik Balik Kehidupan

Tahun 2014 menjadi titik balik kehidupan Noor Khasnah, kepergian suaminya karena penyakit tumor stadium lanjut membuat perekonomian Noor Khasnah limbung. 

Namun, Noor Khasnah tak ada waktu untuk sedih berkepanjangan, karena ia harus bangkit dan meneruskan hidup, apalagi ia memiliki anak semata wayang berusia 1 tahun yang harus ia jaga masa depannya. 

Saat itu Noor Khasnah bekerja di sebuah koperasi. Bahkan, ia sempat mendapatkan kepercayaan untuk memimpin cabang koperasi tersebut. Namun, karena kepergian suaminya, Noor Khasnah memilih untuk tidak terlalu ambisius dengan karir formalnya karena ia juga harus memberi waktu dan perhatian untuk anaknya yang masih kecil.

"Saat itu, tak bisa dipungkiri kalau pendapatan saya berkurang cukup signifikan. Apalagi semakin hari, kebutuhan semakin bertambah dan anak saya juga harus bersiap masuk sekolah," tutur Noor Khasnah.   

Sebagai seorang single parent, Noor Khasnah harus memutar otak bagaimana caranya ia bisa mendapatkan penghasilan tambahan tanpa mengurangi waktu kebersamaannya dengan sang putri.  

Warisan Ibu dan Kenangan Masa Kecil

Setelah mencoba beragam jenis usaha namun hasilnya tidak sesuai harapan, Noor Khasnah kemudian teringat akan kenangan masa kecilnya ketika ibunya membuat minuman temulawak. 

“Minuman ini khas Kudus Kulon, tepatnya di sekitar daerah Menara Kudus. Minuman ini biasanya disajikan pada waktu lebaran saja, dan ibu saya selalu membuatnya sendiri untuk disajikan pada para tamu,” tutur Noor Khasnah. 

Akhirnya, berbekal resep minuman rempah warisan ibunda dan kenangan masa kecil tentang kenikmatan minuman tersebut, wanita kelahiran Kudus, 13 Juni 1979 yakin untuk memulai usaha minuman herbal temulawak yang kemudian diberi merk ‘Temu Menara Kudus’. 

Temu Menara Kudus (Foto: Richa Miskiyya)

Pemilihan nama Temu Menara Kudus ini tentunya tidak terlepas dari kampung halaman Noor Khasnah yang berada di Langgar Dalem, sebuah kampung yang letaknya tak jauh dari Masjid Menara Kudus.

"Saya memulai usaha ini tahun 2017, saat itu almarhumah ibu saya masih hidup sehingga saya mendapat dukungan penuh dari beliau. Setiap saya selesai meramu temulawak, ibu sayalah yang mencicipi dan mengoreksi racikan temulawak sehingga saya bisa mendapatkan takaran yang pas," kisah Noor Khasnah.    

Dukungan dari keluarga memang sangat berarti bagi Noor Khasnah. Selain dari almarhumah ibunda, Noor Khasnah juga mendapat dukungan dari sang adik. 

"Adik saya banyak membantu saya, dari pengemasan, pembuatan label hingga membawa sampel minuman temulawak saya ke laboratorium untuk diuji, sehingga minuman temulawak saya steril dan tidak cepat basi," ungkap Noor Khasnah. 

Noor Khasnah resmi memulai usaha ini dengan modal sebesar 2 juta rupiah yang berasal dari tabungannya. 

“Modal awal ini saya gunakan untuk membeli perlengkapan produksi juga bahan baku. Saat memulai usaha ini, saya belum berpikiran bagaimana cara mengembangkannya, yang penting jalan dulu,” kenang Noor Khasnah. 

Noor Khasnah membuat minuman Temulawak ini di akhir pekan saat ia libur bekerja di koperasi, dan apabila ada pesanan, ia akan mulai membuatnya di malam hari sepulang kerja. 

Minuman Temulawak kemasan siap minum racikan Noor Khasnah ini mulai dipasarkan dengan menitipkannya ke warung-warung, toko oleh-oleh, juga lewat getok tular dari mulut ke mulut.

Noor Khasnah bersyukur tempat tinggalnya dekat dengan wisata religi makam Sunan Kudus yang setiap hari didatangi oleh ribuan peziarah, dan keadaan tersebut sangat membantu dalam pemasaran produk minuman Temulawak yang ia buat.  

Oase Modal Usaha dari Pusat Investasi Pemerintah 

Setelah satu tahun menjalani usaha minuman Temulawak, akhirnya di tahun 2018, Noor Khasnah mulai bergerak untuk mengembangkan usahanya. Tak hanya bergabung dengan anggota binaan Dinas Industri di Kabupaten Kudus, tapi ia juga mulai mencari tambahan modal untuk mengembangkan usahanya. 

Noor Khasnah akhirnya mengajukan modal dana Pinjaman UMi untuk usaha Ultra Mikro  dari Pusat Investasi Pemerintah melalui KSP KUD Mintorogo, Karanganyar, Demak. 

“Saya senang saat pengajuan modal usaha saya akhirnya diterima, dan saya mendapatkan tambahan modal sebesar 7 juta dari PIP hingga akhirnya resmi menjadi debitur UMi,” jelas Noor Khasnah.

Berkat adanya modal UMi dari PIP ini, Noor Khasnah sangat bersyukur karena ia tak hanya mendapat tambahan modal saja, namun juga mendapat pendampingan untuk pengembangan usahanya. 

Dengan adanya pendampingan tersebut, Noor Khasnah sering diikutsertakan dalam acara-acara UMKM yang diadakan oleh Pusat Investasi Pemerintah, sehingga ia bisa mengenalkan produk minuman temulawaknya ke masyarakat lebih luas lagi, dan ini sangat berpengaruh juga pada peningkatan omzet penjualannya. 

Pandemi dan Dukungan Kekuatan dari UMi

Menjalani usaha tentunya tidak selalu berjalan mulus, begitu juga yang dialami oleh Noor Khasnah. Salah satu jalan terjal yang harus ia hadapi adalah situasi pandemi. 

Saat pandemi, omzet minuman Temulawak olahannya mengalami penurunan, apalagi wilayah wisata religi Menara Kudus juga sempat ditutup untuk sementara waktu dan tidak menerima kunjungan para peziarah. 

Toko-toko yang ia titipi produk banyak yang tutup saat pandemi, sehingga Noor Khasnah tidak bisa menambah jumlah produksi. Apalagi ada juga pemilik toko yang akhirnya meniru produk jualannya dan membuatnya sendiri, sehingga berpengaruh juga pada penjualannya. 

Poster Temu Menara Kudus (Foto: Richa Miskiyya)

“Tapi saya percaya kalau rezeki tidak akan tertukar. Alhamdulillah saya dapat dukungan dari UMi, sehingga produksi minuman Temulawak saya tetap bisa berjalan hingga sekarang,” tutur Noor Khasnah. 

Dengan usaha pantang menyerah dan pendampingan dari PIP, kini Noor Khasnah bisa meraih omzet jutaan rupiah tiap bulannya. 

Melestarikan Kekayaan Rempah Indonesia

Bagi Noor Khasnah, memproduksi dan menjual minuman temulawak memang tidak mudah, karena dalam pembuatannya butuh proses, kesabaran, serta ketekunan. Meski begitu ia tetap teguh untuk terus memproduksi minuman Temulawak ini agar semakin banyak orang yang tahu dan mengenal minuman Temu Menara Kudus. 

Apalagi Noor Khasnah masih menggunakan cara tradisional dalam pengolahan minuman ini, sehingga membutuhkan proses yang tidak sebentar dalam pembuatannya. 

Noor Khasnah meyakini apabila terus menerus diperkenalkan, minuman Temulawak produksinya akan bisa disukai kalangan yang lebih luas karena produknya dibuat dengan 100% bahan-bahan alami, menggunakan gula asli, tanpa bahan pengawet dan tanpa pewarna buatan.   

Keunggulan Temu Menara Kudus (Foto: Richa Miskiyya)

Saat ini ada dua kemasan minuman Temulawak yang dibuat Noor Khasnah, yaitu kemasan besar (600 ml) dan kemasan kecil (250 ml). 

“Kemasan besar harganya Rp 10.000,-. Sedangkan untuk kemasan kecil harganya Rp 5.000,-. Minuman ini sangat praktis dan bisa diminum langsung. Apalagi untuk yang kemasan kecil sangat ringan jika dimasukkan ke dalam tas, jadi bisa dibawa travelling,” jelas wanita berusia 42 tahun ini. 

Untuk mengembangkan usahanya sekaligus melestarikan kekayaan rempah Indonesia, saat ini Noor Khasnah juga mulai membuat produk berbahan rempah lainnya yaitu minuman Kunir Asem dan Sirup Temulawak. 

Selain itu, Noor Khasnah juga sedang berupaya untuk mendapatkan izin BPOM dalam skala provinsi, karena saat ini untuk produknya baru memiliki NIB (Nomor Induk Berusaha) di tingkat kabupaten. 

“Proses izinnya memang agak rumit, semoga secepatnya saya bisa mendapatkan izin lengkap sehingga saya bisa lebih mengembangkan usaha dengan skala yang lebih luas lagi,” harap Noor Khasnah.

Meski banyak aral melintang dalam mengembangkan usaha, namun Noor Khasnah tetap teguh dan tidak pantang menyerah. “Syukur, sabar, dan ikhlas itu motivasi saya. Meski saat ini saya sudah kembali berkeluarga, saya ingin berdikari dan ingin tetap berjuang untuk masa depan anak,” pungkas Noor Khasnah. (*)


13 komentar

  1. Enak nih ya, aku suka juga. Biasanya minum jamu kunyit asam kalau lagi datang bulan. Tapi biasanya bikin sendiri. Lumayan enak perut kalau udah minum jamu. Nah kalau ini bisa nih kalau lagi di jalan atau di tempat kerja minumnya.

    BalasHapus
  2. Kalau dikombinasikan dengan bahan lainnya masih enak nggak Mba? Anak muda sekarang tuh nggak doyan sama jamu. Padahal sehat loh. Mungkin kalau dikreasikan bisa doyan

    BalasHapus
  3. MasyaAllah salut dengan mbak Noor Khasnah. Memakai ramuan rahasia warisan ibunda bisa memulai bisnis yang menjajikan. Bisnis minuman tradisional banyak khasiat kayak temulawak ini pasti dicari banyak orang. Semoga mbak Noor Khasnah banjir dan berkah rezekinya, aamiin

    BalasHapus
  4. Temulawak berkhasiat untuk penyakit lever. Aku punya hepatitis B carrier (pembawa virus), memang rutin sih minuk temulawak. Baru tahu ada yang siap minum gini. Biasanya repot sih, godog dulu irisan temulawak kering beli di pasar...Bagus nih udah ada yg siap minum...

    BalasHapus
  5. Minuman berbahan dasar rempah rempah nyaman dikonsumsi buat pelepas dahaga dan kesehatan, pembiayaan UMi akan membantu sisi permodalan usaha

    BalasHapus
  6. Kisahnya menarik, semoga Mbak Noor Khasnah bisa segera mendapatkan izin BPOM. Adanya izin akan membuat produk bisa dipasarkan lebih luas

    BalasHapus
  7. Kerja kerasnya patut diancungi jempol. Minuman olahan rempah kayak gini berpotensi banget dijadikan bisnis. Orang jaman sekarang maunya yang anti ribet. Kalau udah ada jamu dalam kemasan gini, pasti pada mau beli. Maju terus Mbak Noor Khasnah.

    BalasHapus
  8. Tak ada usaha yg sia-sia. Usaha tak menghianati hasil, buah dr kesabaran, top lah hehe. SayaPenasaran ma rasanya, seger-seger hangat di badan mungkin ya hehe

    BalasHapus
  9. perjalanan usaha yang gak mudah ternyata ya, inspiratif sekali. terlebih untuk single parents. motto nya Syukur, sabar, dan ikhlas layak di tiru nih

    BalasHapus
  10. Membuat usaha dan terus menjalankannya di jalan yang baik itu sulit. Kebanyakan berhenti tengah jalan karena banyak rintangan dan tidak kuat. Keren sekali ini. Semoga perizinan segera dapat dan bisa berkembang makin baik lagi.

    BalasHapus
  11. Salut Kak. Saya selalu ingin mengikuti jejak jika ada wanita yang sukses dengan bisnisnya. Masya Allah, semoga beliau sukses selalu.

    BalasHapus
  12. wahhh sepertinya enak banget dan tentunya bagus untuk kesehatan yaa minuman Temulawak Menara Kudusnya.
    salut sama Ibu Noor yang pantang menyerah.
    Semoga izin usahanya segera bisa keluar yaa, lancar terus~

    BalasHapus
  13. Semangat ibu Noor dalam membangun bisnisnya patut diacungi jempol, semoga minuman Temulawak Menara Kudus ini bisa sukses dan bisa dijual di seluruh Indonesia ya

    BalasHapus