Kepingan Rindu yang Berserakan dalam Film Natalan

Jumat, Juli 10, 2020


Judul Film  : Natalan
Sutradara   : Sidharta Tata
Genre           : Drama
Pemain        : Mien Brodjo, Raymon Y. Tungka, Clara Soetedja
Tahun          : 2015
Produksi     : Kebon Studio Film – Dinas Kebudayaan Yogyakarta

Film Pendek Natalan adalah salah satu film bergenre keluarga tentang hubungan ibu dan anak
Poster Film Natalan 

Salah satu obat rindu adalah bertemu, tapi bagaimana jika pertemuan yang telah ditunggu-tunggu harus tertunda dan akhirnya tak ada jalan lain selain memeram rindu itu lagi dan lagi. Itulah tema besar yang coba diangkat dalam film pendek bertajuk Natalan.

Film pendek garapan Sidharta Tata dan didanai oleh Dinas Kebudayaan Yogyakarta ini berkisah tentang sosok Ibu (Mien Brodjo), yang menanti kepulangan Resnu (Raymon Y. Tungka) bersama istrinya, Dinda (Clara Soetedja) dari Jakarta menuju Yogyakarta di malam Natal.

Sebuah tema yang sederhana, namun ternyata memiliki makna mendalam, sedalam kasih sayang Ibu kepada anak yang seringkali tak pernah terucap.

Natal dan Liburan

Natal dan liburan memang tak bisa dipisahkan, begitu juga yang coba dibidik dalam film ini. Bagaimana muncul scene-scene kemacetan, juga kemunculan suara penyiar radio yang mengabarkan akan terjadi kepadatan dan membludaknya jumlah bus yang akan parkir di area sekitaran Malioboro pada malam Natal.

Dari beberapa scene ini mengabarkan bahwa disadari atau tidak, Natal ternyata sudah menjadi bagian yang penting dalam masyarakat Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga, baik itu untuk merayakan Misa atau untuk sekadar liburan di akhir tahun.

Kesyahduan Adzan di Film Natalan

Penggunaan siaran radio sebagai pemberi kabar penting dalam film ini tak hanya muncul ketika membicarakan tentang kemacetan yang selalu hadir di Yogyakarta di malam Natal, namun juga memberi kabar tentang sikap MUI terhadap polemik pengucapan selamat Natal.

Meski berkisah tentang Natalan, namun Sidharta Tata juga menyisipkan lantunan adzan Maghrib dalam filmnya ini, hal ini tentunya menjadi sesuatu yang syahdu dan membuat hati hangat bagi siapapun yang menontonnya.

Kata yang Tak Terucap

Resnu yang terlihat begitu kalut sepanjang perjalanan menuju Yogyakarta, menjadi semakin kalut tatkala harus berhadapan dengan istrinya. Di sini terlihat jelas, ada hubungan yang minim komunikasi antara Resnu dan Dinda.

Bagaimana Dinda yang akhirnya ‘memaksa’ Resnu untuk lebih dulu hadir di Solo, padahal Resnu sendiri menyadari bahwa ia sudah sangat ingin sampai di rumah ibunya. Namun sayangnya, keinginan Resnu ini tak tersampaikan dengan baik, sehingga membuat ia harus mengikuti keinginan Dinda untuk bertemu keluarganya terlebih dahulu.

Padahal komunikasi antara pasangan sangatlah penting. Harusnya Resnu bisa mengutarakan keinginan dan harapannya pada Dinda. Dari ketiadaan komunikasi ini, justru membuat Resnu semakin kalut karena harus mengingkari janji pada ibunya.

Kasih Sayang Ibu itu Nyata

Kerinduan dan kasih sayang seorang ibu bisa jadi tak diungkapkan lewat kata, namun, kasih sayang itu tetap nyata. Seperti ibunda Resnu yang menyajikan kasih sayangnya lewat makanan yang ia masak dengan tangannya sendiri.

Ibunda Resnu juga selalu mendahulukan sosok Resnu dalam setiap pilihannya, seperti ketika membeli daging, Ibunda Resnu menolak ketika ditawari kikil dengan alasan anaknya (Resnu) tidak suka.

Tak hanya mendahulukan anak, sosok Ibu juga pintar menyembunyikan rasa sedih dan sakitnya. Seperti di akhir adegan,  betapa Ibunda Resnu dengan tegar mengatakan tak apa-apa jika Resnu menunda kedatangan karena ia belum menyiapkan apa-apa.

Padahal pohon natal di sudut ruangan menjadi saksi bisu, bagaimana semua hidangan tersaji lengkap di meja, menunggu pengobat rindu datang ke dalam pelukan.  

Film yang masuk nominasi Film Pendek Terbaik dalam FFI 2015 ini berhasil memotret sisi lain Natalan. Bahwa dalam Natalan, tak hanya ada kemeriahan dan kegembiraan, namun juga ada hati yang sepi dan penuh kepingan rindu yang berserakan. (*)

1 komentar

  1. Aku tergelitik perihal komunikasi itu, Mba. Emang dahsyat ya kalo ga bisa mengutarakan keinginan sendiri ke orang lain.
    Jadi pengin nonton filmnya.

    Vivie Hardika pake akun kantor hahaha

    BalasHapus